Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Pemerintah Rusia tengah menjajaki rencana kerja sama dengan China untuk membangun sumber energi terbarukan, di tengah memanasnya sanksi Barat atas Beijing dan Moskow.
Kerja sama keduanya terungkap setelah Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin membocorkan rencana kolaborasi tersebut pada publik usai menghadiri Forum Bisnis Rusia-China di Shanghai, Selasa (23/5/2023).
“Kami siap berkolaborasi dengan China dalam pelaksanaan proyek-proyek besar lainnya, termasuk yang melibatkan energi terbarukan,” jelas Mishustin seperti dikutip dari Tass.
Dalam kerja sama ini nantinya Rusia akan memasok kebutuhan energi seperti gas alam, gas cair serta batu bara ke kilang penampungan proyek energi yang berlokasi di China.
Tak dijelaskan secara detail kapan proyek kerja sama ini akan digelar keduanya. Namun menurut informasi yang beredar, kerja sama bilateral di industri energi ini digagas Moskow dan Beijing agar produk energi terbarukan yang buatanya dapat mengalahkan dominasi produk minyak Amerika dari pasar global.
"Semua perjanjian dilaksanakan dengan jelas, selain gas alam, gas cair dan batubara kami tentunya akan menyalurkan hidrokarbon secara jangka panjang dan saling menguntungkan,” ujar Mishustin.
Baca juga: Rusia dan China Rilis Presenter AI, Bisa Kerja 24 Jam Non-stop Sepanjang Tahun
Usai kerja sama ini terlaksana, Mishustin mengatakan negaranya dan China akan kembali melanjutkan kerja sama dengan membangun proyek nuklir dan pengembangan reaktor bersama di wilayah Rusia.
Sebelum kolaborasi keduanya mencuat ke publik, Moskow dan Beijing diketahui telah lama menjalin hubungan yang harmonis. Bahkan beberapa kali China kepergok membantu mendanai perang Rusia dengan cara memborong minyak mentah yang ditawarkan pemerintah Kremlin.
Baca juga: Vladimir Putin Undang Xi Jinping ke Moskow: Kita Tunjukkan Kedekatan Rusia dan China
Menurut laporan pejabat Gedung Putih, Beijing juga aktif menyediakan dukungan militer kepada Moskow serta membantu presiden Putin agar dapat menghindari sejumlah sanksi negara Barat.
Meski tindakan pemerintah China telah mendapat peringatan keras dari para pejabat AS, namun hal tersebut tak lantas membuat hubungan Rusia dan China merenggang. Keduanya justru makin harmonis hingga beberapa kali menggelar kerja sama di berbagai proyek.