News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sosok Haji Masagung, Pendiri Toko Buku Gunung Agung yang Kini Bangkrut

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Toko Buku Gunung Agung didirikan oleh Tjio Wie Tay atau lebih dikenal dengan Haji Masagung.

TRIBUNNEWS.COM – Toko Buku Gunung Agung belakangan ini sedang menjadi pembicaraan karena toko buku berencana menutup semua outletnya di seluruh Indonesia.

Diketahui, Toko Buku Gunung Agung sudah berdiri sejak 1953.

Pihak manajemen mengatakan penutupan semua outlet dilakukan lantaran Toko Buku Agung mengalami kerugian operasional yang semakin besar tiap bulannya.

"Keputusan menutup semua toko buku harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar," kata manajemen PT Gunung Agung Tiga Belas dalam keterangan resminya, Minggu (21/5/2023), dikutip dari Kompas.tv.

Berbicara mengenai sejarah Toko Buku Gunung Agung, tentu ada sosok penting di baliknya, yaitu Tjio Wie Tay atau yang biasa dikenal dengan Haji Masagung.

Haji Masagung merupakan pendiri Toko Buku Gunung Agung.

Baca juga: Toko buku Gunung Agung tutup, bagaimana retail yang berkontribusi bagi literatur Indonesia sejak era pasca kemerdekaan ini kehilangan masa jayanya?

Pria kelahiran Jakarta, 8 September 1927, ini merupakan anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Tjio Koan An dan Tjoa Poppi Nio.

Melalui sebuah buku yang berjudul Di Usia Senja Ingin Mengharumkan Nama Islam – Biografi Haji Masagung karangan Murthiko (1983), Masagung muda pada awalnya merupakan seorang pedagang buah segar (semangka potong).

Ia kemudian beralih menjadi penjual rokok.

Dari situ, Haji Masagung kemudian merambah ke lapak buku bekas, koran, dan majalah.

Titik balik kesuksesan bisnisnya ketika Masagung menggelar pameran buku yang pertama pada 1953.

Dilansir TribunJateng.com, pameran kala itu dihadiri oleh Presiden Soekarno.

Pameran buku pertama di Indonesia ini membuat sang presiden terkesan hingga terjalin persahabatan melalui buku dan penerbitan.

Soekarno kemudian mempercayakan urusan penerbitan buku-bukunya kepada PT Gunung Agung.

Selama 70 tahun berdiri, Toko Buku Gunung Agung telah merasakan manis pahitnya dunia bisnis.

Gunung Agung termasuk toko buku rantai ritel terkemuka di Indonesia pada zamannya.

Perusahaan ini memperluas lini produknya dengan alat tulis, kebutuhan sekolah, kebutuhan olahraga, alat musik, dan lainnya.

Sebanyak 14 toko dibuka di 10 kota besar di Pulau Jawa. Di Jabodetabek sendiri, ada sebanyak 20 Toko Buku Gunung Agung.

Setelah masa kejayaan, Toko Buku Gunung Agung mengalami masa pahit terutama ketika pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia pada 2020 lalu.

Saat itu, Toko Buku Gunung Agung harus menutup beberapa outlet mereka yang berlokasi di Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

(Tribunnews.com/Mikael Dafit Adi Prasetyo, TribunJateng.com/Inez)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini