Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Jerman resmi mengalami resesi atau perlambatan ekonomi, usai produk domestik bruto (PDB) terus mencatatkan penurunan tajam selama kuartal pertama tahun 2023.
Menurut laporan Kantor Statistik Jerman dalam tiga bulan terakhir laporan PDB kuartalan negaranya telah turun di level 0,3 persen. Memperpanjang penurunan di kuartal sebelumnya, dimana saat itu PDB Jerman telah anjlok sebanyak 0,5 persen.
“Jerman memasuki resesi ekonomi setelah pertumbuhan PDB selama dua kuartal berturut-turut terus mencatatkan pertumbuhan yang negatif," kata Presiden Kantor Statistik Jerman, Ruth Brand .
Baca juga: PDB Amerika Serikat Hanya Tumbuh 1,1 Persen di Tengah Ancaman Gagal Bayar Utang
Sebagian analis menilai kontraksi yang melanda perekonomian Jerman muncul buntut dari naiknya harga energi, yang selama beberapa bulan terakhir melonjak lebih cepat dari rata-rata akibat konflik Rusia – Ukraina.
Tekanan ini yang membuat tingkat konsumsi rumah tangga Jerman menyusut hingga 1,2 persen ditengah menurunnya pengeluaran pemerintah sebesar 4,9 persen.
"Kenaikan besar-besaran harga energi berdampak pada setengah tahun musim dingin, membuat ekonomi Jerman tidak dapat menghindari resesi" kata kepala ekonom Commerzbank Joerg Kraemer.
Sebelum ekonomi Jerman dinyatakan jatuh dalam jurang resesi, beberapa bisnis di sektor investasi sempat membukukan kenaikan pendapatan sebesar 3 persen.
Namun hal tersebut tak cukup mampu mengangkat ekonomi Jerman dari zona stagnasi, alasan ini yang kemudian membuat PDB Jerman sulit bangkit selama dua kuartal terakhir.
“Pendapatan dari aktivitas industri, dibantu oleh pembukaan kembali China dan pelonggaran gesekan rantai pasokan, sayangnya tidak cukup untuk mengeluarkan ekonomi dari zona bahaya. Pada akhirnya ekonomi Jerman tetap masuk ke dalam resesi." jelas ekonom ING Carsten Brzeski.