News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Pangan

Sejumlah Harga Pangan di Pasar Merangkak Naik, Bawang Putih dan Cabai Rawit Merah Rp45.000 per Kg

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang sedang merapihkan cabai merah keriting. Di Pasar Ciputat harga cabai rawit merah dibanderol Rp45.000 per kilogram.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga sejumlah komoditas di pasar tradisional terpantau mengalami sedikit peningkatan. Yakni seperti cabai rawit, cabai merah, bawang putih hingga bawang merah.

Yanti, salah seorang pedagang sayur di Pasar Ciputat mengungkapkan, untuk harga cabai rawit merah dibanderol Rp45.000 per kilogram.

Jika dibandingkan dengan awal Mei 2023, harga cabai rawit merah meningkat. Menurut Yanti pada periode setelah hari raya Idul Fitri 2023, harga cabai sempat dibanderol Rp33.000 per gram.

Baca juga: Kekurangan Pasokan Picu Kenaikan Harga Bawang Putih Hingga Menembus Rp50.000 per Kg

"Kemarin pas Lebaran sempat jadi murah banget, sampai di harga Rp33.000 sekilo-nya," ucap Yanti, Sabtu (27/5/2023).

Sementara untuk harga cabai merah keriting saat ini senilai Rp35.000 per gram. Di mana pada periode di awal Mei 2023 dibanderol sekitar Rp40.000 per kilogram.

Kemudian, komoditas bawang putih dan bawang merah kompak dibanderol di harga Rp45.000 per gram. Sebelumnya bawang merah sempat dihargai Rp40.000 per kilogram.

Bawang putih pada awal Mei 2023 senilai Rp35.000 per kilogram.

"Kalau bawang merah sama bawang putih Rp45.000 sekilo," papar Yanti.

Tak hanya sayuran, komoditas telur ayam terpantau juga merangkak naik. Yakni saat ini dibanderol Rp33.000 per kilogram.

Sementara daging ayam berada di harga Rp38.000 per kilogram, dan daging sapi dibanderol Rp140.000 per kilogram.

Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menyayangkan harga telur di pasaran yang terus naik.

Menurut Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, tidak ada upaya dari pemerintah untuk menurunkan harga komoditas, salah satunya telur ayam.

"Tidak terdapat upaya melakukan penurunan harga telur, sehingga harga telur secara nasional naik," katanya dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Kamis (18/5/2023).

Catatan dari IKAPPI menyebut bahwa harga telur di Jabodetabek berada pada kisaran Rp 31 ribu-34 ribu per kilogram. Harga tersebut telah naik dari Rp28 ribu.

Bahkan, kata Reynaldi, harga telur di luar pulau Jawa jauh melampaui harga di Jabodetabek.

"Tepatnya di wilayah timur Indonesia, harga telur mencapai Rp38 ribu per kilogram, malahan lebih dari Rp40 ribu per kilgoram," ujarnya.

Ia pun membeberkan temuannya mengenai alasan di balik kenaikan harga telur. "Harga telur mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir dan ada dua hal yang kami temukan," ujar Reynaldi.

Pertama adalah faktor produksi dan yang kedua karena proses distribusi yang tak sesuai dengan biasanya.

"Pertama karena faktor produksi yang menyebabkan harga pakan yang tinggi. Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan," kata Reynaldi.

Maksud dia, biasanya proses distribusi dilakukan ke pasar, tetapi kini banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar.

"Banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," kata Reynaldi.

"Sebagai catatan, kami melihat ada beberapa permintaan yang cukup tinggi di beberapa instansi, elemen, lembaga, serta perorangan yang membuat supply di pasar terganggu," lanjutnya.

Ia berharap pemerintah dapat melakukan sejumlah upaya agar dua faktor tersebut dapat teratasi sehingga harga telur tak terus naik.

"Kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya terkait dua hal ini dan mengantisipasi agar harga telur tidak terus naik," kata Reynaldi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini