News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erick Thohir Optimis Kontribusi Dividen BUMN Tahun 2024 Mencapai Rp 80,2 Triliun

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir saat memberikan sambutan pada acara Indonesia-Saudi Arabia Business Forum and Networking bertema Reinforcing Bilateral Cooperation Through Trade and Investment di Jakarta, Selasa (30/5/2023). Salah satu strategi peningkatan kerja sama tersebut dilakukan melalui pertemuan antara para pelaku usaha besar dari kedua negara dalam acara forum bisnis. Kegiatan ini sekaligus memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi. Warta Kota/YULIANTO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir yakin dan optimis mempertahankan kontribusi badan–badan usaha milik negara pada tahun 2024 tetap setinggi tahun 2023.

Salah satu indikatornya adalah target setoran dividen pada tahun 2024 akan mencapai Rp 80,2 triliun atau sama dengan setoran dividen BUMN pada tahun 2023.

Menurut Erick, perolehan dividen tahun 2023 yang disetorkan ke kas negara sebesar Rp 80,2 triliun merupakan pencapaian bersejarah karena tidak pernah setinggi itu sebelumnya.

Hal tersebut merupakan prestasi semua pihak, selain Kementerian BUMN sebagai pengawas dan pengelola, ada peran parlemen yang mendukung kebijakan pengembangan BUMN, serta kontribusi pada direksi dan komisaris ada BUMN–BUMN yang memperoleh laba.

Baca juga: Diskusi Bareng UMKM, Stafsus Erick Thohir Dorong Rumah BUMN Solo Makin Aktif Beri Pendampingan

“Sekarang adalah prestasi bersama, sehingga bisa memberikan dividen Rp 80,2 triliun. Oleh karena itu pada tahun 2024, kami memberanikan diri menjaga dividen Rp 80,2 triliun karena kinerja BUMN yang pada saat ini kian membaik,” ujar Erick dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Kinerja BUMN yang membaik tersebut, menurut Erick, sudah merata.

Dari 41 perusahaan, hanya ada sekitar 5–8 BUMN yang belum menghasilkan profit namun selebihnya sudah mencetak laba.

Erick mengatakan, perolehan laba pada sebagian besar BUMN tersebut merupakan buah dari transformasi dan efisiensi yang dilakukan.

Perolehan tersebut akan terus dijaga dengan mempertimbangan kondisi geopolitik hingga persaingan ekonomi yang cukup berat di antara negara – negara di dunia saat ini, sehingga menyebabkan rantai pasok terganggu.

“Termasuk di antaranya adalah perkembangan digital dan peraturan di berbagai negara yang bisa memberikan efek sehingga patut diantisipasi,” ungkap Erick.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini