News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembentukan PalmCo Dinilai Buka Peluang Petani Sawit Jadi Mitra Perusahaan

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi tandan buah segar kelapa sawit

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah PTPN Group membentuk perusahaan khusus yang mengelola bisnis kelapa sawit, yaitu PalmCo akan memberikan keuntungan bagi masyarakat dan industri sawit nasional.

Hal itu diyakini Ketua Umum DPP Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) Tolen Ketaren.

Peluang yang bisa diperoleh dari PalmCo, antara lain meningkatkan pendapatan petani karena kemampuan PalmCo menyerap produksi petani akan semakin besar, menjalankan hilirisasi komoditas sawit hingga mengamankan pasokan minyak goreng di dalam negeri.

Baca juga: Asosiasi Petani Sawit Yakin Pembentukan PalmCo Dapat Tingkatkan Kesejahteraan

"Menurut kami, kalau PTPN fokus serius di industri sawit, BUMN ini pasti semakin baik," jelas Tolen di Jakarta, Kamis (8/6).

Dia menilai, pembentukan PalmCo tentunya akan diikuti dengan perluasan kapasitas bisnis dan tata kelola perusahaan.

Aksi bisnis ini, menurutnya, akan menjadi peluang baru bagi petani sawit yang selama ini menjadi pemasok tandan buah segar (TBS) ke pabrik-pabrik kelapa sawit PTPN Group untuk dipusatkan ke PalmCo.

Baca juga: Pembentukan Sub Holding PalmCo dan SupportingCo Akselerasi Dekarbonisasi Industri Sawit Dunia

Dengan pengembangan bisnis di PalmCo, maka volume TBS dari kebun-kebun petani yang diperlukan juga akan meningkat, sehingga akan diikuti dengan perbaikan harga dan pendapatan petani.

"Dengan Palmco, peluang bagi petani adalah bermitra dengan perusahaan, sehingga petani bisa mendapat harga yang lebih bagus," jelas Tolen Ketaren.

Tolen menambahkan dengan fokus mengelola bisnis sawit, PalmCo juga akan dapat memperkuat kemitraan dengan petani sawit, sehingga peran perusahaan dalam mengedukasi petani bisa lebih besar.

Petani yang teredukasi dengan baik, paparnya lagi, akan berperan juga dalam memastikan ketersediaan bahan baku, baik dari sisi kualitas maupun kepastian produksi. Artinya, kesinambungan kerja sama bisa dikelola dalam jangka panjang.

"Palmco bisa memberikan paluang bagi petani. (Untuk mendapatkan-red) edukasi yang lebih bagus, sehingga sawit bisa berkelanjutan," tambah Tolen Ketaren.

Dari skala industri, dia mengatakan PalmCo tentunya akan memiki kemampuan mengolah sawit rakyat dan sawit dari kebun sendiri, tanpa harus menjual minyak sawit mentah crude palm oil (CPO) ke pabrik swasta.

Kemampuan PalmCo menerapkan program hilirisasi komoditas perkebunan akan semakin besar. Salah satunya adalah memproduksi minyak goreng untuk kebutuhan pasar dalam negeri dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

"Dari sisi industri, kami berharap agar PTPN bisa berdiri sendiri tanpa harus menjual CPO-nya ke perusahaan refinery swasta. Tetapi diolah sampai produk hilir, seperti minyak goreng dan lain-lain," paparnya.

Dengan demikian, dia mengatakan BUMN perkebunan bisa diandalkan menjadi penyedia pasokan minyak goreng untuk kebutuhan pasar domestik, tanpa harus khawatir adanya kelangaan atau lonjakan harga yang sulit dijangkau masyarakat.

"Sehingga ketersediaan minyak goreng di pasaran cukup di-supply oleh ptpn dan sisanya bisa di ekspor," tambahnya.

Sebelumnya, Dirut Holding Perkebunan Nusantara Mohammad Abdul Ghani mengatakan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII akan bergabung ke dalam PTPN IV untuk dibentuk mennjadi Sub Holding PalmCo.

Sub Holding PalmCo ditargetkan menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit.

Termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini