Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai ekspor udang Indonesia mencapai 567 juta dolar AS selama periode Januari sampai April 2023.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS), Budi Sulistiyo mengatakan, nilai ekspor tersebut tercatat menempati porsi 32,5 persen dari total ekspor produk perikanan dari Tanah Air.
"Ekspor udang di pasar utama seperti Amerika Serikat, Jepang, China, ASEAN, Uni Eropa dan pasar potensial lainnya sangat perlu untuk ditingkatkan," kata Budi dalam keterangannya, Jumat (16/6/2023).
Budi menambahkan, nilai ekspor terbanyak setelah udang yakni Tuna-Cakalang-Tongkol sebesar 16,2 persen atau 282 juta dolar AS, Cumi Sotong-Gurita sebesar 11,2 persen 195 juta dolar AS.
Rumput Laut sebesar 9,8 persen atau 171 juta dolar AS dan Rajungan-Kepiting sebesar 7,8 persen atau 136 juta dolar AS.
Menurut Budi, Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) sangat berperan penting dalam meningkatkan daya saing komoditas perikanan, seperti halnya komoditas udang melalui peningkatan produktivitas dan perbaikan tata kelola logistik di Indonesia.
"Ini berkaitan dengan rantai pasok udang dari hulu ke hilir yang efektif dan efisien melalui implementasi SLIN," ujarnya.
Baca juga: Potensi Budidayanya Besar, Indonesia Bisa Dongkrak Volume Ekspor Udang ke AS
Budi menilai, distribusi udang secara efektif membutuhkan suatu perencanaan yang didukung seluruh stakeholder dengan sistem transportasi yang baik.
Adapun SLIN yang dijalankan KKP saat ini diharapkan mampu mendukung ketersediaan udang yang bermutu secara kontinyu, harga yang stabil, serta turut mendorong pertumbuhan industri udang.
Baca juga: Dirjen Budidaya KKP: Nilai Ekspor Udang Naik 250 Persen
"SLIN juga menjadi backbone dalam menjaga mutu udang melalui sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang diimplementasikan didalamnya," jelas Budi.