Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan, adopsi masyarakat Indonesia terhadap layanan digital banking meningkat tajam. Menurut peneliti Ekonomi Digital Indef Nailul Huda, sekitar 70 persen nasabah bank diperkirakan sudah tidak lagi ke kantor cabang bank untuk mengurus sejumlah transaksi keuangan.
"Jadi, kalau dilihat sekira 60 persen sampai 70 persen orang itu nggak pernah lagi ke cabang. Makanya kalau kita lihat ada tren penurunan cabang, cabang bank itu mengalami penurunan kalau kita lihat," ujarnya dalam webinar Contactless Talk: "Memasuki Era Virtual Banking di Indonesiaā€¯ yang diadakan Visa Indonesia, Senin (19/6/2023).
Di sisi lain, ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan semakin banyaknya orang yang bertransaksi via mobile apps maupun mobile banking.
"Kalau lihat datanya itu sekira mungkin 30 persen sampai 50 persen orang itu dia mengkonsumsi online banking ataupun payment mobile apps itu 7 sampai 10 kali dalam sebulan. Itu bisa lebih bahkan dari 10 kali," kata Nailul.
Artinya, terdapat pergeseran konsumsi layanan keuangan melalui cabang dari teller, customer service atau CS, dan sebagainya.
Baca juga: Awas, Penipuan Berkedok Biaya Transaksi Mengatasnamakan BNI, Disebar Lewat Email Hingga Medsos
"Kemudian, dia beralih ke mobile apps dan mobile banking, itu yang terjadi. Kalau kita lihat memang trennya akan ke sana, orang sekarang ketika kita berbicara mengenai CS, nggak lagi menggunakan by phone atau call center jarang digunakan juga," pungkasnya.