Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Harga garam laut di sejumlah toko swalayan dan pusat perbelanjaan di Korea Selatan mengalami lonjakan hingga tembus 27 persen, usai warga dilanda panic buying selama sepekan terakhir.
Panic buying melanda Korsel tepat setelah Jepang mengumumkan rencana untuk membuang 1 juta metrik air olahan radioaktif nuklir dari pembangkit listrik Fukushima ke laut Pasifik.
Pemerintah Jepang sendiri belum merilis tanggal resmi pembuangan air limbah nuklir, namun rencana tersebut sudah membuat para nelayan dan masyarakat khawatir.
Baca juga: Jepang Berencana Buang Air Olahan Limbah Nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik
Menurut data survei dari lembaga Research View, hampir 85 persen warga Korsel menentang rencana Jepang untuk membuang air limbah ke laut.
"Saya khawatir pelepasan air limbah tidak hanya mencemari (laut) dan menyebabkan masalah kesehatan, tetapi juga menaikkan harga garam dan makanan laut," kata warga Korsel, Park Young-sil (67)
"Saya baru saja membeli lima kilogram garam, Sebagai seorang ibu membesarkan dua anak, saya tidak bisa hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Saya ingin memberi mereka makan dengan aman " ucap warga lainnya, Lee Young-min (38 tahun).
Mengutip dari Independent.co.uk, pemerintah Jepang telah berulang kali meyakinkan sejumlah negara terkait rencana pembuangan olahan nuklir, dalam keterangan resminya Tokyo menjelaskan air olahannya aman dan telah disaring untuk menghilangkan sebagian besar isotop.
Meski begitu sejumlah peneliti meyakini apabila air itu masih mengandung jejak tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air.
"Jika Anda makan sesuatu yang terkontaminasi radioaktif dengan β-emitor, sel-sel Anda di dalamnya akan terpapar," kata ilmuwan di panel penasihat Forum Kepulauan Pasifik, Richmond.
Baca juga: Krisis Energi Mengintai di Musim Dingin, Jerman Akan Tunda Hentikan Energi Nuklir
Mencegah timbulnya aksi panic buying lanjutan, pemerintah Korea Selatan menjelaskan bahwa pihaknya mulai melepaskan sekitar 50 metrik ton garam per hari dengan diskon 20 persen dari harga pasar hingga 11 Juli 2023.
Tak hanya itu otoritas perikanan Korea Selatan juga berjanji akan terus memantau tambak garam alami untuk setiap kenaikan zat radioaktif.
Selain Korsel, belakangan sejumlah negara seperti Amerika Serikat, China dan Filipina juga mulai dilanda kekhawatiran terkait adanya ancaman radioaktif nuklir dari limbah Jepang.
Pemerintah China bahkan mengutuk tindakan Jepang terlebih selama ini proses pelepasan limbah radioaktif nuklir kurang transparan.