Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPORE – Harga minyak mentah dunia turun pada Senin (10/7/2023) menjelang rilis data ekonomi terbaru dari konsumen utama China dan Amerika Serikat (AS) pekan ini.
Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent berjangka turun 51 sen, atau 0,7 persen, menjadi 77,96 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di angka 73,34 dolar AS per barel, turun 52 sen, atau 0,7 persen.
"Pedagang minyak mungkin berhati-hati menjelang CPI AS dan data ekonomi China akhir pekan ini," kata Tina Teng, analis CMC Markets.
Baca juga: Harga Minyak Bumi Kembali Mendidih Kendati Diselimuti Ketidakpastian Omicron
“Namun, harga minyak mentah bisa pulih setelah OPEC Plus mengumumkan rencana untuk mengurangi pasokan lebih lanjut,” sambungnya.
Sementara itu, harga-harga pada tingkat pabrik turun pada laju tercepat di bulan lalu, didorong oleh pemulihan ekonomi yang lambat pasca pandemi Covid-19.
Benchmark minyak naik lebih dari 4 persen minggu lalu untuk menyentuh nilai tertinggi sejak Mei, naik untuk minggu kedua berturut-turut setelah eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia berjanji untuk memperdalam pengurangan pasokan pada Agustus.
“Kehadiran perlambatan ekonomi di China menambah ketidakpastian yang ada di pasar minyak,” kata Mukesh Sahdev, kepala perdagangan hilir dan minyak di Rystad Energy.
"Ketidakstabilan pasar lebih lanjut didorong oleh tarik-menarik yang sedang berlangsung antara ketakutan akan kontrol permintaan oleh ekonomi Barat dan strategi kontrol pasokan yang digunakan oleh OPEC, yang berdampak pada keseimbangan rapuh pasar minyak,” imbuhnya.
Di sisi lain, Arab Saudi berencana memperpanjang pemangkasan produksi 1 juta barel minyak per hari (bpd) hingga Agustus dan Rusia juga akan memangkas ekspor minyak mentah sebesar 500.000 bpd.