TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) menggandeng PT PLN (Persero) untuk bersama-sama mengembangkan green hydrogen dan green ammonia terintegrasi.
Hal ini tertuang dalam perjanjian studi pengembangan bersama atau joint development study agreement dengan ACWA Power Company.
Perjanjian Studi Pengembangan Bersama tentang Pengembangan Green Hydrogen dan Green Ammonia Terintegrasi ini disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dan ditandatangani oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dan CEO ACWA Power Company Marco Arcelli.
Baca juga: Terbang ke Jepang, Menperin Buka Peluang Kerja Sama Green Hydrogen dengan Pengusaha Jepang
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan kerja sama green hydrogen dan green ammonia merupakan tindak lanjut pengembangan energi bersih yang sebelumnya telah dilakukan di kawasan industri hijau (green industry cluster) di Aceh.
“Kementerian BUMN mendukung kerjasama pengembangan green hydrogen dan green ammonia yang dilakukan oleh Pupuk Indonesia, PLN, dan ACWA Power Company. Kerjasama ini dalam rangka mengembangkan energi bersih di Jawa Timur khususnya di Kawasan Petrokimia Gresik,” demikian ungkap Pahala.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman, mengungkapkan bahwa kerjasama pengembangan green hydrogen dan green ammonia terintegrasi bersama PLN merupakan tindak lanjut penerapan Pupuk Indonesia terhadap pengembangan energi bersih yang sebelumnya telah dikerjasamakan dengan ACWA Power Company.
“Pupuk Indonesia menyambut baik kerjasama pengembangan green hydrogen dan green ammonia bersama PLN dan ACWA Power Company karena energi bersih ini sejalan dengan program ketahanan energi yang menjadi fokus Pemerintah dalam Visi Indonesia Emas 2024,” ungkap Bakir.
Dalam perjanjian studi bersama ini, Bakir mengatakan bahwa pabrik green hydrogen dan green ammonia akan dibangun di Kawasan Industri Petrokimia Gresik, Jawa Timur. Setidaknya terdapat potensi sumber energi bersih dari PLTS dan PLTB dengan kapasitas maksimum 200 MW yang menghasilkan green hydrogen yang kemudian dikonversi menjadi green ammonia di Petrokimia Gresik.
Baca juga: Pupuk Indonesia: Aplikasi iPubers Terproteksi Keamanan Berlapis Lindungi Data Petani
Lebih lanjut Bakir mengatakan bahwa ketiga pihak juga bekerjasama dalam mengembangkan strategi bisnis serta mengkaji potensi pembentukan joint venture untuk green hydrogen plant dan green ammonia plant. Diharapkan kerja sama ini dapat menguntungkan semua pihak baik investor maupun industri dalam negeri.
“Melalui kerjasama ini, Pupuk Indonesia bersama PLN dan ACWA Power Company akan mengevaluasi konversi green hydrogen menjadi green ammonia dengan menggunakan fasilitas Gresik Ammonia yang sudah ada, serta membuka peluang kerja sama dengan off-taker green ammonia jangka panjang,” ungkapnya.
Diketahui, ACWA Power adalah listed company dengan fokus bisnis untuk Pengembangan, Investasi dan Operasi untuk Pembangkit Listrik, desalinasi air serta Hydrogen di seluruh dunia.
ACWA Power adalah perusahaan dari Kerajaan Saudi Arabia yang sudah memiliki kantor perwakilan di 13 Negara, dengan aset pembangkit 50.4GW serta 46 persen adalah Pembangkit Listrik Terbarukan serta memiliki fasilitas desalinasi air sebanyak 6.8Juta m3/hari. ACWA Power juga sedang membangun proyek hidrogen hijau NEOM di Arab Saudi dengan kebutuhan energi hijau sebesar 40 GW dan merupakan salah satu proyek hidrogen hijau terbesar di dunia saat ini.
Oleh karena itu, Pupuk Indonesia sebagai salah satu produsen amoniak terbesar di dunia dapat memainkan peran strategisnya dalam mendukung energi bersih melalui pengembangan amoniak hijau di Indonesia. Seperti diketahui, amoniak hijau adalah senyawa kimia yang dapat menjadi sumber energi bersih masa depan sekaligus sebagai media untuk mengangkut hidrogen atau hydrogen carrier.