Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menginginkan agar koperasi bisa menjadi bagian dari proyek hilirisasi pemerintah.
"Untuk nikel misalnya, di sektor hilir, koperasi bisa ikut dalam produksi di hilir seperti bahan piring, sendok, pisau, maupun produk kesehatan yang bahan bakunya dari nikel," kata Teten di Jakarta, dikutip Kamis (13/7/2023).
Program hilirisasi nasional ini, kata Teten, tak mesti mineral. Bisa juga dari pertanian dan perkebunan.
Baca juga: UU P2SK Berikan Ruang Koperasi Berbisnis di Sektor Jasa Keuangan
Saat ini, KemenKopUKM sedang mengembangkan pabrik Minyak Makan Merah di beberapa provinsi berbasis sawit.
Pabrik tersebut sepenuhnya dimiliki para petani sawit anggota koperasi.
"Dengan pabrik itu, hilirisasi produk dapat dilakukan. Petani sawit tidak lagi hanya menjual Tandan Buah Segar (TBS), tetapi menikmati nilai tambah dari produk akhir yakni minyak makan merah tersebut," ujar Teten.
Lalu, Teten mengatakan, KemenKopUKM memiliki program SOLUSI nelayan, hingga pembangunan rumah produksi bersama dengan koperasi sebagai pengelolanya.
Sumber daya alam lainnya yang berpotensi dihilirisasi adalah bambu.
Hal itu bertepatan dengan kondisi dunia yang tengah mendorong penggunaan bambu untuk menggantikan kayu karena dinilai lebih ramah lingkungan.
Di Nusa Tenggara Timur (NTT) ada sekitar 40 ribu hektare bambu yang berpotensi untuk diterapkan hilirisasi.
Baca juga: Guru Tak Kembalikan Uang Tabungan Siswa, Koperasi di Pangandaran Bangkrut dan Jual Asetnya
"Komoditas unggulan di wilayah lain harus dikembangkan dengan cara demikian. Koperasi bekerja di hulu dan hilir, sehingga nilai tambah tinggi dan manfaat ke anggota juga meningkat,” kata Teten.