Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membahas rencana investasi Pertamina di industri hulu migas, serta bidang panas bumi saat bertemu Presiden Kenya William Ruto di Istana Presiden Kenya, Kamis (13/7/2023).
"Investasi senilai lebih dari 2,5 miliar dolar AS di bidang geothermal dan upstream terintegrasi, termasuk kilang minyak yang diajukan oleh Pertamina adalah target kami," kata Luhut dikutip dalam akun Instagramnya, Sabtu (15/7/2023).
Baca juga: Luhut Binsar Pandjaitan Disebut Layak Gantikan Airlangga sebagai Ketua Umum, Ini Respons Golkar
"Melalui investasi ini diharapkan bukan hanya pasar lokal Kenya saja yang dilayani, tetapi juga kemungkinan ke negara-negara tetangga dan kembali ke Indonesia," sambungnya.
Selain investasi panas bumi dan minyak, Menko Marves Luhut mengatakan, rencana investasi lain meliputi kerja sama vaksin Bio Farma dengan BUMN Kenya, rencana kerja distribusi Combiphar dengan mitra lokal, rencana importasi hewan ternak, rencana investasi perusahaan tekstil Indonesia di Kenya, hingga rencana kerja sama bidang kelapa sawit.
Baca juga: Ahok Mau Pindahkan Subholding Hulu dan Kilang Pertamina ke IKN
"Selain itu, perusahaan Sritex dan Busana Apparel juga sedang berbicara dengan Otoritas Kenya untuk membahas industri pabrik benang dan garmen disana," ujarnya.
"Di sektor Pertahanan, Pindad juga tengah menjajaki peluang kerjasama dengan Kemhan Kenya. Sektor lainnya seperti Industri sawit dan kedatangan 20.000 ekor sapi tahap awal dari Kenya sedang dalam proses perizinan," imbuhnya.
Dikatakan Menko Marves Luhut, kerjasama eksplorasi bersama DRC dan Kenya adalah bentuk komitmen Indonesia untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan.
"Sehingga posisi strategis negara-negara berkembang akan semakin lebih kuat dan siap untuk menghadapi tantangan global di masa depan," tulis dia.
Menko Luhut menjelaskan, Kenya memiliki lokasi yang sangat strategis sebagai hub komoditas penting dengan nilai ekonomi tinggi ke pasar yang lebih luas dengan lebih dari 300 juta orang ke negara-negara sekitar Kenya, seperti Uganda, Sudan Selatan, Rwanda, DRC.
Sedangkan dalam hal G-to-G, pemerintah Kenya dan Indonesia telah menyepakati Letter of Intent kerja sama bidang peternakan dan kesehatan hewan.
"Kami sangat percaya bahwa banyak hasil potensial, baik G-to-G dan B-to-B, untuk kunjungan tersebut sangat penting dalam memperkuat hubungan antara kedua negara kita," kata Luhut dalam keterangannya.