Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan migas pelat merah yakni PT Pertamina (Persero) dikabarkan bakal memiliki Direktur Utama baru. Salah satu nama yang santer dikaitkan adalah Basuki Tjahaja Purnama.
Apabila benar terjadi, pria yang akrab disapa Ahok ini bakal menggantikan Nicke Widyawati.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengungkapkan bahwa Ahok tidak layak menjadi Direktur Utama Pertamina.
Baca juga: Ahok Diisukan Jadi Dirut Pertamina, Anggota DPR: Nicke Widyawati Sosok Ideal
Tanggapan Fahmy bukan tanpa alasan. Ia menjelaskan, pada saat Ahok diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina, dirinya telah diamanatkan beberapa tugas.
Pertama, harus memberantas mafia migas. Kedua, Pertamina harus membangun kilang. Dan ketiga, Pertamina harus bisa menaikkan produksi migas.
Namun, tugas-tugas tersebut tidak dikerjakan dengan baik.
"Kalau dilihat dari tugas yang diemban kepada Komisaris Utama tadi, maka hampir ketiganya tidak tercapai," ucap Fahmy kepada Tribunnews, Sabtu (22/7/2023).
"Mafia migas masih bergentayangan, kemudian produksi migas menurun drastis, dan membangun kilang juga belum terbangun," sambungnya.
Tak hanya sampai disitu, Fahmy mengatakan, selama Ahok menduduki jabatan kursi Komisaris Utama, banyak terjadi kecelakaan di kilang-kilang Pertamina.
Banyaknya insiden pada kilang, menandakan bahwa tidak adanya perbaikan sistem keamanan.
"Itu memang domain Direksi, tapi Komisaris bisa melakukan pengontrolan tadi untuk mewujudkan tugas-tugas tadi," papar Fahmy.
"Karena tugas tadi tidak tercapai, Ahok sangat tidak layak menjadi Direktur Utama Pertamina. Harus dipertimbangkan matang-matang," tegasnya.
Apabila pergantian Direktur Utama di Pertamina benar-benar terjadi, Fahmy pun berharap merupakan sosok yang memiliki kapabilitas, profesional, dan memiliki pengalaman.
Bisa saja sosok yang dimaksud dari Direksi internal Pertamina itu sendiri.
"Sosok yang tepat itu, pertama, mempunyai kapabilitas di bidang industri minyak dan gas. Sehingga dibutuhkan memang yang punya pengalaman," ucap Fahmy.
"Kemudian yang kedua, yang penting punya komitmen untuk menjalankan sebagai profesional dan tidak mempan terhadap suap-suap. Karena mafia migas memainkan suap, sehingga dibutuhkan pemimpin yang profesional dan punya integritas," pungkasnya.