Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama menegaskan Perseroan terus berupaya melakukan pengembangan energi terbarukan, sejalan dengan upaya Pemerintah mencapai net zero emission (NZE).
Pria yang akrab disapa Ahok ini mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi khususnya yang berbasis hidrogen untuk kendaraan ramah lingkungan.
Ahok menilai, infrastruktur Pertamina cukup siap untuk melakukan hal tersebut.
Baca juga: Penuhi Permintaan, Surya Biru Murni Acetylene Genjot Produksi Oksigen dan Nitrogen 5 Kali Lipat
"Kami Pertamina, infrastrukturnya dari mulai geotermal, kilang, pipa itu paling siap adalah untuk hidrogen. Kita bisa mengganti terminal hidrogen," ucap Ahok dalam acara GAIKINDO International Automotive Conference di Indonesia Convention Exhibition Tangerang, Selasa (15/8/2023).
Saat ini Pertamina melalui unit usahanya yakni Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sedang melakukan pengembangan hidrogen.
Mengingat, potensi hidrogen bersih di Indonesia sebagai bahan bakar cukup besar.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki Indonesia yang menyebabkannya memiliki potensi ini, antara lain pertama, sumber energi yang dimilikinya cukup beragam dengan jumlah yang cukup melimpah.
Kedua, ukuran pasar yang besar mendorong potensi permintaan hidrogen yang tinggi di masa depan, terutama di sektor transportasi berat.
Sebagai tambahan informasi, hidrogen didapatkan dengan cara melakukan elektrolisis air, yaitu pemisahan senyawa air menjadi gas hidrogen dan oksigen dengan menggunakan energi listrik.
Menurut Ahok, kesuksesan penggunaan hidrogen sebagai sumber energi untuk kendaraan, bergantung kepada pasar.
Apabila masyarakat dan industri mendukung, maka hal ini dapat terlaksana dalam waktu cepat.
Ahok juga menilai Pemerintah perlu mendukung hal tersebut melalui berbagai kebijakan.
"(Percepatan transisi penggunaan hidrogen) tergantung pasar, makanya ini barang tidak pasti,"
"Yang penting senenarnya New Energi Vehicle bukan terbatas Electric Vehicle saja. Jadi anda mau pakai angin juga boleh, mau pakai uap apa juga boleh. Yang penting pasarnya mau beli apa enggak," pungkasnya.