News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menkeu Sri Mulyani: Postur RAPBN 2024 Sehat, Defisit Turun Tajam 2,29 Persen

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers RAPBN 2024 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Rabu (16/8/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2024 memiliki postur yang kian sehat.

Bendahara negara itu mengatakan, sejalan dengan postur RAPBN yang sehat defisit pun menurun drastis menjadi 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: APBN hingga Juli 2023 Surplus Rp 153,5 Triliun

"APBN kita posturnya akan semakin sehat, pendapatan negara seperti disampaikan Bapak Presiden Rp 2.781,3 triliun," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024, di Kantor Pusat DJP, Rabu (16/8/2023).

"Defisit kita menurun sangat tajam 2020 Rp 947 triliun atau 6,14 persen dari GDP, sekarang menjadi Rp 522,8 triliun atau 2,29 persen dari GDP," imbuhnya.

Menkeu Sri Mulyani bilang, penurunan secara nominal dari APBN tahun 2020 sebesar Rp 947,7 triliun dengan nilai defisitnya 6,14 persen dengan RAPBN 2024 ini sebesar Rp 424,9 triliun.

Capaian tersebut kata Menkeu merupakan kombinasi yang sangat langka di dunia.

"Jadi cara kita melihat adalah tadi growth tetap 5 persen pada saat dunia terguncang-guncang pada saat harga komoditas mengalami volatilitas, inflasi tinggi suku bunga melonjak, namun kita tetap menjaga growth dan APBN nya makin sehat. Itu Kombinasi yang sangat langka di dunia," tuturnya.

Selain itu, Menkeu Sri Mulyani menambahkan, belanja negara di tahun 2024 senilai Rp 3.304,1 triliun atau naik Rp 708,7 triliun dari 2020 yaitu senilai Rp 2.595,5 triliun.

Baca juga: Bedah Konstruksi PP 28/2022, Pakar dan Praktisi Jabarkan Plus Minus Aturan Soal APBN

"Belanja Negara di Rp 3.300 triliun tahun 2020 pada saat pandemi. kita harus melakukan banyak extraordinary belanja di Rp 2.595 triliun hingga kenaikan belanja hanya sekitar Rp 708 triliun. Namun kenaikan pendapatan disebut Rp 133 triliun," tuturnya.

Sedangkan pembiayaan anggaran 2024 senilai Rp 522,8 triliun atau turun Rp 670,5 triliun dari anggaran 2020 sebesar Rp 1.193,3 triliun.

"Untuk pembiayaan dengan defisit 522 kita akan melakukan secara hati-hati tadi saya sampaikan bahwa enviromental growth-growth globalnya juga akan semakin tidak predictable," ucap dia.

"Tahun 2020 waktu itu anda bisa lihat pembiayaan kita itu sampai Rp 1.193, pada saat pandemi pendapatan kita turun belanja naik maka kita mengalami situasi yang tidak mudah dan sekarang relatif sangat bisa dikelola atau relatif sehat," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini