News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wamen BUMN: LRT Jabodebek Solusi dari Masalah Polusi di Jakarta

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) melintas di jembatan rel lengkung (longspan) LRT Kuningan, Jakarta, Kamis (3/8/2023). Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan konstruksi jembatan lengkung dari Gatot Subroto menuju ke Kuningan salah desain sehingga menyebabkan rangkaian kereta LRT yang melintas harus berjalan melambat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polusi di Jakarta yang belakangan ini sedang ramai dibicarakan, menyita perhatian Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Kartika Wirjoatmodjo.

Pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan, kehadiran LRT Jabodebek diharapkan bisa menjadi jawaban atas permasalahan polusi di Jakarta.

"Sekarang lagi ramai mengenai polusi, salah satunya memang yang kita harapkan yang menjadi solusi adalah operasi dari LRT Jabodebek," katanya di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (21/8/2023).

Baca juga: Tarif LRT Jabodebek Resmi Disubsidi Pemerintah, Dukuh Atas-Bekasi Rp 23.900, Cawang-Halim Rp7.100

Ia berharap masyarakat bisa mulai bergeser ke transportasi umum untuk melakukan mobilitasnya. Termasuk menggunakan LRT Jabodebek.

Sebab, kata Tiko, LRT Jabodebek telah terintegrasi dengan sejumlah transportasi umum yang ada seperti KRL dan TransJakarta.

"Harapan kita masyarakat dengan keamanan dan kenyamanan yang kita berikan, termasuk akses dan integrasi dengan berbagai multimoda, harapannya cukup banyak masyarakat yang shifting ke transportasi publik. LRT Jabodebek nanti menyambung dengan MRT Jakarta," ujarnya.

Ia kemudian mencontohkan salah satu integrasi yang ada di LRT Jabodebek berada di Stasiun Kuningan.

Stasiun tersebut tersambung dengan Halte TransJakarta di bawahnya, sehingga penumpang bisa tak terkena hujan dan panas saat berpindah transportasi.

"KRL juga (terintegrasi) di Dukuh Atas. Stasiun ini multimoda paling besar. Di bawah ada TransJakarta. Berjalan, menyeberang jembatan (ke) KRL," kata Tiko.

Ia kemudian mengatakan, dulu masyarakat banyak yang memilih menggunakan transportasi pribadi karena jika menggunakan angkutan umum, perpindahan antar moda kerap tidak nyaman karena harus keluar stasiun dan bisa kena hujan.

Baca juga: Peresmian LRT Jabodebek Mundur Jadi 30 Agustus, Ini Alasannya

Maka dari itu, dengan adanya integrasi yang disediakan di LRT Jabodebek, Tiko berharap masyarakat mulai bergeser menggunakan transportasi umum.

"Ini sebenernya planning integrasi ini diharapkan dengan berjalannya LRT Jabodebek nanti tanggl 28 Agustus, integrasi bisa berjalan dan Dukuh Atas ini sebagai hub besar. Masyarakat shifting ke public transport signifikan," kata Tiko.

"Harapannya nanti membantu mengurangi polusi udara di Jakarta," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini