Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, OTTAWA – Royal Bank of Canada (RBC) mengumumkan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 1.800 karyawan.

Dilansir dari Reuters, pemangkasan tersebut dilakukan untuk menekan biaya operasional di tengah perlambatan ekonomi global.

“Kami melihat bukti perlambatan pasar tenaga kerja yang dibuktikan dengan melambatnya pertumbuhan upah, rendahnya lapangan kerja dan peningkatan pengangguran di Kanada. Konsekuensinya, perkiraan dasar kami memperkirakan prospek perekonomian akan lebih lemah,” kata Dave McKay, CEO Royal Bank of Canada.

Baca juga: Perusahaan Farmasi BioXcel Therapeutics PHK Lebih dari 50 Persen Karyawan

“Lingkungan operasional berubah dengan lebih cepat dibandingkan yang kita lihat selama lebih dari satu dekade terakhir,” sambungnya.

Sebelumnya, RBC diketahui telah menaikkan suku bunga sebanyak 10 kali sejak Maret tahun lalu untuk mengatasi inflasi yang tinggi, sehingga meningkatkan profitabilitas bagi bisnis konsumen bank karena mereka mendapatkan keuntungan dari pendapatan yang lebih tinggi dari pinjaman.

"Suku bunga yang lebih tinggi akan memberikan tekanan pada konsumen. Namun kami melihat sejauh ini konsumen tetap tangguh dan kami terus memantaunya dengan cermat," kata Kelvin Tran, CFO Toronto Dominion Bank Group.

Di sisi lain, RBC juga melaporkan laba yang disesuaikan sebesar 2,84 dolar Kanada per saham, mengalahkan perkiraan analis sebesar 2,71 dolar Kanada per saham, menurut data Refinitiv.

Baca juga: Perusahaan Biofarmasi Emergent BioSolutions PHK 400 Karyawan

Hasil ini juga diuntungkan oleh tarif pajak yang rendah karena Dividen Pemulihan Kanada yang diterapkan pada anggaran tahun 2023.