Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ASEAN Centre for Energy (ACE) dan The Energy Foundation China (EFC) sepakat menjalin kerjasama pengembangan energi rendah karbon untuk mendukung upaya transisi ke penggunaan energi bersih di kawasan ASEAN.
Kesepakatan kedua lembaga dicapai melalui penandatanganan nota kesepahaman atau MoU di Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-41 (AMEM-41) bersamaan dengan penyelenggaraan Forum Bisnis Energi ASEAN (AEBF) 2023 di Bali pada Jumat 25 Agustus 2023.
MoU ini juga menyepakati kerjasama keamanan energi di kawasan ASEAN. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Eksekutif ACE Dr. Nuki Agya Utama, dan Dr. Zou Ji, CEO The Energy Foundation China.
Baca juga: Indonesia Bisa Jadi Pelopor Penerapan Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon
Dr. Nuki Agya Utama menggarisbawahi pentingnya kemitraan ini serta potensi untuk mendorong masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk kawasan ASEAN. "Dengan bergandengan tangan, kami siap untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya bersama kami, menegaskan kembali komitmen kami terhadap kerja sama energi," ujarnya.
Mengingat lanskap energi yang berkembang, ACE dan EFC mendapatkan momen tepat untuk kolaborasi yang lebih dalam. Upaya gabungan mereka dedikasikan untuk memastikan keamanan, keandalan, dan keterjangkauan energi untuk kawasan ASEAN.
Prinsip utama kemitraan mereka adalah tujuan bersama untuk memfasilitasi tujuan Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi (APAEC). "Hal ini juga sejalan dengan Deklarasi Bersama Menteri, yang menekankan pentingnya transisi energi, peningkatan ketahanan, inovasi, dan kerja sama," ujar Dr Nuki.
Dr. Zou Ji mengatakan, EFC memiliki pengalaman 24 tahun terkait dengan hubungan ekonomi-energi-lingkungan dan EFC berusaha mencapai kemakmuran dan iklim yang aman melalui pengembangan energi berkelanjutan.
Berdasarkan perjanjian ini, EFC dan ACE akan bekerja sama untuk mendukung mendorong tujuan energi bersih dan memperkuat aksi iklim di negara-negara ASEAN dan China.
"Kami akan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan utama di kawasan ini untuk meningkatkan investasi energi rendah karbon, mempromosikan pertumbuhan ekonomi hijau dan mencapai transisi yang adil dengan meningkatkan koordinasi kebijakan, memfasilitasi dialog Track-II dan memperkuat kerja sama industri di antara negara-negara ASEAN dan China," ungkap Dr Zou Ji.
MoU ini berfungsi sebagai penegasan tentang betapa pentingnya transisi energi, peningkatan ketahanan, inovasi, dan upaya kolaboratisi kedua belah pihak ini. MoU ini juga menandakan inisiasi perjalanan kolektif yang berpotensi untuk memberikan kontribusi besar bagi wilayah tersebut. Saat ACE dan EFC memulai kolaborasi ini, fokus bersama mereka pada transisi energi bersih dan keamanan energi akan membawa ASEAN menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan tangguh.