TRIBUNNEWS.COM,- Transportasi massal Light Rail Transite atau Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek akhirnya resmi dioperasikan usai mengalami penundaan berkali-kali.
Diketahui, LRT Jabodebek dijadwalkan untuk masyarakat umum pada 29 Juli 2023, kemudian mundur menjadi 26 Agustus 2023, dan hari ini Senin (28/8/2023) resmi beroperasi.
Peresmian LRT Jabodebek dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para menterinya.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Ajak Masyarakat Naik LRT untuk Kurangi Polusi Udara
Presiden secara simbolis melakukan Tap kartu elektronik serta menandatangani prasasti di Stasiun Cawang, tanda telah dilakukannya peresmian LRT yang memiliki benang panjang 41,2 Km tersebut.
"Dengan mengucap bismilahirrahmannirahhim pada hari ini kita resmikan kereta api ringan LRT terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi," kata Jokowi.
Jokowi Ajak Para Menterinya
Sebelum peresmian, Jokowi bersama para menteri terlebih dahulu menjajal moda transportasi kereta api ringan tersebut dengan menumpanginya bersama masyarakat dari Stasiun Harjamukti di Depok, Jawa Barat menuju Stasiun Cawang di Jakarta.
Salah satu menteri yang ikut menjajal kereta api ringan tersebut adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Ia mengaku senang karena ibu kota dan wilayah penyangganya makin terkoneksi dengan kehadiran transportasi massal LRT. Menurutnya, transportasi massal adalah sebuah keharusan bagi metropolitan seperti Jakarta.
"Jakarta sebagai metropolitan dengan penduduk yang sangat besar dan daerah sekitarnya, beberapa daerah Bogor, Tangerang, Bekasi, yang semuanya memiliki kepadatan dan mobilitas penduduk yang sangat tinggi, maka infrastruktur seperti transportasi massal itu menjadi suatu keharusan dan kebutuhan," ujar Sri.
Ia menyampaikan sangat tertarik menumpang kereta tanpa masinis. Biasanya selama ini kata dia, selalu menaiki kereta yang dikemudikan masinis.
"Saya tentu excited ya sambil deg-degan, karena kita terbiasa di dalam pengalaman saya pribadi, kalau naik kereta api selalu ada masinisnya," kata Sri Mulyani.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berpandangan bahwa transportasi massal seperti LRT dapat memberikan sesuatu yang lebih dari sekadar untuk mobilitas orang.
Selain ramah lingkungan, moda transportasi LRT juga merupakan moda yang cepat, ramah, dan murah, serta membangun budaya baru bagi masyarakat.
"Ini bisa menjadi contoh bahwa ini bisa dilakukan pada kota-kota yang lain. Dan satu yang penting, ini adalah budaya baru di mana kita menghargai waktu, lalu kita bersih, enggak boleh makan. Ini budaya baru yang insyaallah bisa ditularkan ke masyarakat," tuturnya.
Hal senada diungkapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang telah menjajal LRT ini untuk ketiga kalinya.
Erick menilai bahwa transportasi publik merupakan hal yang sangat prioritas dan perlu untuk terus ditingkatkan mengingat Jakarta merupakan kota besar dengan jumlah penduduk yang padat.
"Ya memang transportasi publik menjadi hal yang sangat prioritas hari ini, apakah MRT, LRT, dan fasilitas pendukungnya yang harus terus kita tingkatkan karena memang kembali sebagai kota yang menjadi salah satu terbesar di dunia dari jumlah penduduk, memang fasilitas publik harus menjadi prioritas," katanya.
Ia meyakini tak sedikit para pengguna yang khawatir alias 'deg-degan'.
Namun, operasional tanpa masinis ini merupakan buah kesuksesan anak bangsa melalui BUMN terhadap kemajuan teknologi.
"Saya rasa sebagian masyarakat masih deg-degan gitu, tapi inilah yang kita harapkan," ungkap Erick saat peresmian LRT Jabodebek, Senin (28/8/2023).
Para menteri pun berharap, kehadiran LRT Jabodebek ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan di ibu kota dan sekitarnya sekaligus meningkatkan kualitas udara Jakarta. Erick menilai bahwa butuh partisipasi semua orang untuk menyelesaikan isu polusi, di antaranya dengan menggunakan transportasi publik.
"Jadi dengan ada percepatan dari LRT ini akan membantu juga pengurangan kendaraan pribadi sehingga ini bisa membantu lah, apalagi kan polusi tinggi, ini hal-hal yang sangat dibutuhkan partisipasi kita semua untuk menggunakan kendaraan umum," ucap Erick.
Tarif Tiket LRT Jabodebek
Pemerintah telah merumuskan pemberian subsidi tarif Lintas Raya Terpadu Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek).
Dalam Keputusan Menhub Nomor 67 tahun 2023, besaran tarif LRT Jabodebek dipatok Rp5.000 untuk 1 kilometer (Km) pertama dan Rp700 untuk Km selanjutnya.
"Di satu sisi kami memperhatikan daya beli masyarakat dan di sisi lain kami juga memperhatikan keberlangsungan dari operator yang mengoperasikan LRT Jabodebek," ucap Dirjen Perkeretaapian, Risal Wasal, di Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Dengan adanya subsidi dari Pemerintah, terdapat rincian harga tiket LRT Jabodebek berdasarkan rutenya.
- Stasiun Dukuh Atas - Jatimulya sepanjang ± 28 km, tarif usulan operator sebesar Rp37.268, sementara tarif bersubsidinya yaitu sebesar Rp23.900 (PSO sebesar 36 persen).
- Stasiun Dukuh Atas - Harjamukti sepanjang ± 25 km, tarif usulan dari operator sebesar Rp 33.275, sementara tarif bersubsidinya sebesar Rp 21.800 (PSO sebesar 34 persen).
Baca juga: 10 Lokasi Parkir untuk Pengguna LRT Jabodebek
- Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Cawang sepanjang ± 10 km (Tarif Rp 11.300)
- Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Halim sepanjang ± 13 km (Tarif Rp 13.400)
- Stasiun Harjamukti - Stasiun Cawang sepanjang ± 15 km (Tarif Rp 14.800)
- Stasiun Harjamukti - Stasiun Halim sepanjang ± 19 km (Tarif Rp 17.600)
- Stasiun Jatimulya - Stasiun Cawang sepanjang ± 18 km (Tarif Rp 16.900)
- Stasiun Jatimulya - Stasiun Cawang sepanjang ± 15 km (Tarif Rp 14.800)
- Stasiun Cawang - Stasiun Halim sepanjang ± 4 km (Tarif Rp 7.100)
Sebagai informasi, terdapat 18 stasiun yang akan melayani pelanggan LRT Jabodebek, yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jati Mulya.
Mampu Mengangkut 137 Ribu Orang per Hari
LRT Jabodebek ditargetkan bisa mengangkut 137 ribu penumpang per hari untuk tahun pertamanya.
Adapun peresmian dari moda transportasi satu ini direncanakan akan dilakukan pada 28 Agustus 2023 oleh Presiden Jokowi.
"Target penumpang untuk tahun pertama sesuai dengan feasibility study itu 137 ribu setiap hari," kata Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo kepada wartawan di Jakarta, dikutip pada Selasa (22/8/2023).
"Jadi kalau dibandingkan KRL itu sekarang sudah mencapai 900 ribu per hari. Harapannya (LRT Jabodebek) dari 137 ribu bisa dicapai dari Stasiun Harjamukti maupun Stasiun Jati Mulya," lanjutnya.
Didiek mengatakan, integrasi LRT Jabodebek dengan transportasi lain sedang dikembangkan pihaknya.
"Akses-akses di 18 stasiun sedang kita kembangkan, bekerja sama dengan pemerintah daerah yang apakah di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi," ujarnya.
Integrasi ke transportasi lain bisa dengan TransJakarta, MRT Jakarta, atau KRL. Tak terkecuali dengan angkutan patriot yang ada di Bekasi dan di Depok arah Harjamukti ada juga feeder.
Baca juga: Cara Beli Tiket LRT Jabodebek, Lengkap dengan Tarif dan Dua Rute yang Dilalui
"Jadi kerjasama terus kita kembangkan dengan pemerintah daerah untuk memberikan feeder," kata Didiek.
"Akkses ke perumahan ini juga kita akan bangun terutama di Bekasi dan lintas Bekasi ke Cawang, demikian juga dari Cibubur ke Cawang," sambungnya.
Perihal headway, Didiek berharap dari Bekasi maupun Harjamukti masing-masing setiap 6 menit bisa dijalankan.
"Nanti begitu ketemu di Cawang, dari Cawang ke Dukuh Atas setiap 3 menit. Nanti terpecah masing-masing 6 menit ke Harjamukti dan Jati Mulya," tuturnya.
Sebagai informasi, layanan transportasi lintas raya terpadu (LRT) Jabodebek rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi resmi mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Dengan adanya subsidi nantinya tarif operasional LRT untuk jarak kilometer (km) pertama ditetapkan sebesar Rp 5.000.
Sementara untuk kilometer selanjutnya, calon penumpang akan dikenakan tarif Rp 700 per km.
Keputusan tersebut ditetapkan sesuai surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik.
"Pemerintah menetapkan tarif LRT melalui Public Service Obligation (PSO) atau Kewajiban Pelayanan Publik, dengan membiayai selisih dari biaya yang diusulkan oleh operator LRT Jabodebek, agar biayanya lebih terjangkau bagi masyarakat banyak,” ujar Dirjen Perkeretaapian, Risal Wasal.
Besaran subsidi yang diberikan ke penumpang pun akan dipatok berbeda-beda, tergantung rutenya.
Sebagai contoh, rute terjauh Harjamukti-Jati Mulya yang awalnya di patok tarif Rp 43.923.
Namun dengan adanya subsidi dari pemerintah sebesar 37 persen sehingga masyarakat hanya perlu membayar Rp 27.400.
Sementara tarif LRT rute Dukuh Atas-Harjamukti, subsidi yang akan diberikan pemerintah yaitu 34 persen.
Sehingga tarif yang harus dibayarkan Masyarakat yang akan menggunakan layanan dengan LRT rute Dukuh Atas-Harjamukti Rp 21.800, dari harga sebelumnya Rp 33.275
Untuk perjalanan dengan rute pendek, seperti dari Stasiun Cawang–Stasiun Halim sepanjang 4 km besaran tarif yang dipatok adalah Rp 7.100.
Jokowi Maklumi Kekurangan
Presiden Jokowi angkat bicara soal adanya minus dalam proyek Kereta LRT Jabodebek. Menurut Presiden pembangunan LRT baru pertama kali sehingga wajar bila masih belum sempurna.
"Ya kan MRT itu kan baru kita bangun pertama kali. MRT, LRT itu juga baru pertama kali kita bangun. Baru pertama kali semua. Kereta cepat juga baru pertama kali. Jadi kalau ada hal yang masih kurang sempurna, masih ada perbaikan, masih ada koreksi yang kita evaluasi," kata Jokowi usai menjajal kereta Light Rail Transite (LRT) pada Kamis, (3/8/2023).
Menurut Presiden dalam setiap pengerjaan akan selalu ada kesalahan. Namun setiap kekurangan atau kesalahan tersebut dikoreksi atau diperbaiki.
"Karena kesalahan pasti ada karena baru pertama kali dan ini adalah produksi INKA, konstruksinya juga dikerjakan oleh kita sendiri, semuanya oleh kita sendiri. Jadi kalau ada kurang-kurang ya harus kita maklumi tetapi kita perbaiki," katanya.
Presiden menegaskan adanya keselahan dalam pengerjaan proyek LRT bukan karena kurangnya persiapan. Pasalnya kata dia di lapangan selalu ada penyesuaian.
“Iyalah semuanya direncanakan semuanya dihitung semuanya pasti ada perencanaan, di lapangan kadang-kadang bisa ada adjustment, ada penyesuaian, saya kira biasa," katanya.
Sebelumnya jembatan lengkung bentang panjang (longspan) Lintas Rel Terpadu Jabodebek di ruas Kuningan, Jakarta disebut salah design. Ada ketidaktepatan sudut kemiringan pada jembatan lengkung bentang panjang yang menghubungkan jalan Gatot Subroto hingga jalan Kuningan, Jakarta Selatan tersebut.