News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perusahaan Smelter Lokal Diisukan Impor Bijih Nikel Karena Kekurangan Pasokan, Bahlil Bilang Begini

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo meresmikan smelter nikel milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang terletak di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Acara peresmian digelar di pabrik PT GNI di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (27/12/2021). Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyempatkan berkeliling melihat proses pengolahan bijih nikel (nickel ore) di pabrik tersebut, termasuk area nickel ore stockpile yaitu tempat penumpukan bahan mentah bijih nikel. Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Laily Rachev

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merespons perihal perusahaan smelter di RI diisukan mengimpor bijih nikel. Perusahaan tersebut mengimpor bijih nikel karena kekurangan pasokan bahan baku.

Bahlil mengaku tak yakin saat ini terjadi kekurangan pasokan bijih nikel lantaran perusahaan yang membangun smelter di Indonesia memiliki tambang nikel di beberapa negara.

"Saya enggak yakin kalau terjadi kekurangan pasokan. Orang kan bangun smelter di Indonesia, punya tambang nikel di beberapa negara," kata Bahlil ketika ditemui di Raffles Hotel Jakarta, Selasa (29/8/2023).

"Sulawesi Utara sama Manado itu kan sama Filipina itu kan lebih dekat. Mungkin saja, apa yang dia bangun smelter itu dekat juga, ada juga tambangnya di Filipina, mungkin saja," lanjutnya.

Kemudian, soal cadangan nikel, ia mengatakan Indonesia memiliki jumlah yang cukup karena mayoritas cadangan dunia ada di Tanah Air.

"Itu cuma persoalan praktik bisnis biasa itu (perusahaan smelter di RI mengimpor bijih nikel)," kata Bahlil.

Diberitakan sebelumya, mengutip Kontan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengemukakan perusahaan smelter yang berbasis di Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan aktivitas importasi bijih nikel (ore nickel) dari Filipina lantaran kekurangan pasokan bahan baku.

Baca juga: China Kuasai Bisnis Smelter Pengolah Bijih Nikel di Indonesia, Pemerintah Diminta Koreksi Diri

“Ada isu nikel yang diimpor dari Filipina karena smelter kekurangan bahan (baku),” ujar Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (minerba) Kementerian ESDM, Muhammad Wafid ketika ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Perkara Larangan Ekspor Bijih Nikel Indonesia Kalah, Ini Langkah yang Akan Ditempuh

Namun, setelah Kementerian ESDM mengecek input nikel yang dibutuhkan pada seluruh Rencana Keuangan dan Anggaran Biaya (RKAB) yang sudah ada dan disetujui, hasilnya menunjukkan pasokan bijih nikel masih mencukupi untuk smelter dalam negeri.

"Jadi sebenarnya tidak ada kekurangan di Sultra, jadi terpaksa harus impor mungkin karena (masalah) hal lain ya,” tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini