Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Amerika Serikat (AS) resmi memberlakukan pembatasan ekspor chip canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Nvidia dan AMD ke sejumlah negara di Timur Tengah.
Langkah pembatasan tersebut dilakukan Departemen Perdagangan AS guna menjamin keamanan nasional.
Nvidia mengungkapkan pembatasan tersebut akan memengaruhi chip A100 dan H100 yang dirancang untuk “mempercepat tugas pembelajaran mesin”.
Baca juga: Apple akan Luncurkan Mac Mini Baru dengan Chip M3 Pada 2024
Selain Nvidia, produsen chip lainnya yakni Advanced Micro Devices (AMD) juga telah menerima pemberitahuan dari Departemen Perdagangan AS untuk menghentikan ekspor chip ke sejumlah negara di Timur Tengah.
“Pembatasan ini tidak mempengaruhi sebagian besar pendapatan kami. Kami akan bekerja sama dengan pemerintah AS untuk mengatasi masalah ini,” kata juru bicara Nvidia.
Nvidia lebih lanjut mengatakan pihaknya tidak diberi tahu oleh pejabat AS terkait negara mana saja di Timur Tengah yang terkena dampaknya.
Meski begitu, produsen chip itu berhasil mencatatkan sebagian besar penjualan senilai 13,5 miliar dolar AS dari Amerika Serikat, China, dan Taiwan pada kuartal fiskal yang berakhir 30 Juli 2023.
“Selama kuartal kedua tahun fiskal 2024, pemerintah AS memberi tahu kami tentang persyaratan lisensi tambahan untuk sebagian produk A100 dan H100 yang ditujukan untuk pelanggan tertentu dan wilayah lain, termasuk beberapa negara di Timur Tengah,” kata Nvidia. dalam pengajuan 28 Agustus 2023.
AS Batasi Ekspor Chip ke China
Tahun lalu, AS juga telah menerapkan pembatasan ekspor chip ke China dengan tujuan memperlambat kemajuan teknologi dan militer Beijing.
Tanpa chip AI dari perusahaan seperti Nvidia dan AMD, China diklaim tidak akan mampu melaksanakan jenis komputasi canggih yang digunakan untuk pengenalan gambar dan ucapan, serta banyak tugas lainnya dengan biaya yang efektif.