Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan dalam kurun waktu tiga bulan berturut-turut di tengah ekspektasi pemangkasan minyak oleh OPEC Plus yang akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini.
Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 1 dolar AS, atau 1,2 persen menjadi 86,86 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 2 dolar AS atau 2,5 persen menjadi 83,63 dolar AS per barel.
Baca juga: Presiden Biden Larang Impor Minyak Bumi hingga Gas Alam dari Rusia
“Pasar minyak mentah bereaksi terhadap perpanjangan pemangkasan produksi OPEC Plus,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.
“Pemangkasan minyak ini berpotensi terjadi hingga akhir tahun,” sambungnya.
Sebelumnya, para analis memperkirakan Arab Saudi akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga Oktober, menambah pengurangan yang dilakukan oleh OPEC Plus.
“Dengan harga Brent yang terhenti di pertengahan 80 dolar AS, prospek minyak mentah Saudi kembali ke pasar dalam waktu dekat terlihat tipis dan dampaknya semakin terasa di seluruh dunia karena tingkat stok komersial minyak mentah dan produk bahan bakar terus berlanjut,” ujar Ole Hansen, analis Saxo Bank.
Di sisi penawaran, data pemerintah terbaru menunjukkan produksi minyak mentah AS naik 1,6 persen pada Juni 2023 menjadi 12,844 juta barel per hari, yang merupakan level tertinggi sejak Februari 2020, sebelum pandemi Covid-19 yang menghancurkan permintaan bahan bakar dan produk minyak lainnya.