Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengaku geram terkait adanya insiden kebakaran di padang rumput kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada Rabu (6/9/2023).
Kebakaran ini terjadi karena kecerobohan pengunjung yang hendak melakukan foto prewedding menggunakan flare di kawasan tersebut.
Padahal, lanjut Sandi, Indonesia tengah mengedepankan pariwisata berbasis alam dan tentunya berkelanjutan.
Baca juga: Flare Asap Foto Prewedding Picu Kebakaran di Kawasan Bromo, Menparekraf: Jangan Terulang Lagi
"Ini kami sangat-sangat prihatin. Dan selain prihatin kami juga geram juga ya, karena kita begitu sulitnya menjaga alam kita. Dan kita betul-betul sedang mengedepankan pariwisata yang berkelanjutan," ucap Sandi di Kantor Kemenparekraf, Senin (11/9/2023).
"Mungkin niatnya itu membuat konten yang menarik, tapi tidak memikirkan dampak yang luar biasa karena kecerobohan," sambungnya.
Sandi melanjutkan, sudah menjadi keharusan setiap pelaku pariwisata untuk mengedepankan prinsip CHSE dalam setiap kegiatannya.
CHSE sendiri merupakan singkatan dari Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan).
Dalam kesempatan tersebut, Sandi juga menyerahkan proses hukum para pelaku yang terlibat dalam insiden kebakaran di TNBTS kepada pihak yang berwenang, dan dihukum sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.
Baca juga: Kebakaran di Bukit Teletubbies Belum Padam, Kawasan Bromo Masih Ditutup untuk Pengunjung
"Jadi ini sangat kita sayangkan dan kita pastikan untuk tidak terulang lagi. Tentunya selain sanksi hukum pidana, juga ada sanksi lainnya," papar Sandi.
"Kita juga harus mensosialisasikan kepada seluruh wedding organizer tapi juga konten kreator dalam membuat suatu konten, pastikan aspek CHSE terjaga," pungkasnya.