Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Filipina periode 2001-2010 Gloria Macapagal Arroyo menyampaikan kuliah umum Golkar Institute dengan tema Presidential Lecture Series; Leadership and Resilience in The ASEAN Region di Golkar Intitute, Jakarta, Sabtu (16/9/2023).
Madam Gloria menyampaikan beberapa masalah global yang timbul di antaranya krisis pangan.
“Saya sangat senang dapat berbagi pengetahuan kepada audiens di Golkar Institute. Dan saya melihat persoalan yang ada sekarang sama seperti yang terjadi saat saya masih menjabat sebagai Presiden,” urainya.
Dia berharap dengan pengetahuan yang dibagikan khususnya kepada generasi muda dapat menjadi bekal untuk membuat kebijakan yang tepat.
“Ini menjadi kesempatan kedua saya bicara di Golkar Institute, di kuliah umum pertama saya berbicara mengenai pandemic saat ini saya menekankan soal resiliensi,” tutur Madam Gloria.
Dia menyebut resiliensi sangat penting untuk dibahas dalam menghadapi berbagai persoalan politik suatu negara.
Kata dia, di Filipina masalah beras menjadi isu politik yang terus dibahas saat inu.
“Langkah nyata menjadi bagian terpenting yang harus dilakukan untuk menyelesaikan krisis beras. Kita memerlukan upaya konkret untuk menyelesaikannya,” kata dia.
Baca juga: Harga Beras Melambung, Ombudsman Minta Pemerintah Evaluasi Kebijakan HET
Madam Gloria mengatakan bahwa krisis beras telah menjadi isu global. Saat masih menjabat Presiden Filipina, masalah ini juga terjadi bahkan harga beras naik tinggi dalam tiga bulan.
“Kalau kita bicara sekarang ada banyak faktor penyebab krisis beras adalah saat Rusia mulai menginvasi Ukraina sehingga mengakitbatkan inflasi di berbagai negara,” tukasnya.
Baca juga: Harga Beras Tak Kunjung Turun, Jokowi Minta Bulog Operasi Pasar Menyeluruh, Ada Dugaan Monopoli
Lalu larangan ekspor beras India sejak 20 Juli 2023 juga membuat harga beras menjadi melejit naik, ditambah faktor perubahan iklim El Nino.