Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, minyak dan gas bumi kini masih menjadi andalan pemenuhan energi utama di Indonesia.
Meskipun Pemerintah kini tengah menggalakkan transisi energi dari energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT).
Untuk itu, lanjut Arifin, Pemerintah terus mengupayakan kebutuhan BBM dalam negeri menambah cadangan yang ada dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi dan pengeboran cekungan migas yang belum terekplorasi.
Baca juga: Pemerintah Tawarkan Tambah Wilayah Kerja Migas Baru ke Investor, Pembagian Bakal Lebih Besar
"Untuk memenuhi kebutuhan migas, Indonesia saat ini memfokuskan upaya eksplorasi cekungan migas mengingat Indonesia masih menyimpan banyak cadangan migas yang belum dimanfaatkan," ungkap Arifin dalam pernyataannya dikutip, Jumat (22/9/2023).
"Dari 128 cekungan hidrokarbon, 68 diantaranya masih belum dieksplorasi," sambungnya.
Arifin mengatakan, bagi Indonesia, selama transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060, minyak dan gas akan terus memainkan peran penting dalam mengamankan pasokan energi, khususnya di bidang transportasi dan pembangkit listrik.
Selain kegiatan eksplorasi, mulai tahun 2023, Pemerintah Indonesia tengah menggalakkan penambahan wilayah kerja migas baru setiap tahunnya.
Investor dapat berpartisipasi melalui proses penawaran wilayah kerja yang dilakukan pemerintah atau bernegosiasi langsung dengan pemerintah.
"Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi yang baik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Keuangan, dan SKK Migas sedang dalam tahap akhir revisi Peraturan Pemerintah 27 dan 53 Tahun 2017. Revisi ini bertujuan untuk meningkatkan kelayakan ekonomi proyek minyak dan gas," jelas Arifin.
Baca juga: SKK Migas Luncurkan E-Commerce Industri Hulu Migas
Dalam keterangan yang sama, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, mengungkapkan dukungan Pemerintah dengan membuka peluang investasi yang penting seperti fleksibilitas dalam hal fiskal dan lain-lain membuat kegiatan dan investasi migas telah tumbuh melebihi target.
"Kami memperkirakan Industri Hulu Migas perlu menarik investasi lebih dari 20 miliar dolar AS setiap tahunnya. Target investasi pada tahun 2023 sebesar 15,5 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan investasi global dan Rencana Jangka Panjang," pungkas Dwi.