Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah membuka peluang membagikan bantuan sosial (bansos) berupa beras pada awal 2024.
Namun, kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, ada syaratnya agar pemerintah bisa kembali menggelontorkan bansos beras tersebut.
Adapun saat ini pemerintah tengah menyalurkan bansos beras tahap dua kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Baca juga: Harga Pangan per 23 September di Jabodetabek Stabil, Beras Medium Dijual Rp14.550, Gula Rp15.850
Penyaluran ini berlangsung dari September hingga November dan masing-masing KPM mendapat 10 kg beras.
"Kalau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) longgar, semoga pada Januari, Februari, dan Maret bantuan pangan akan dibagikan lagi,” kata Zulhas, sapaan akrabnya, di lapangan Jambi Business, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (25/9/2023).
Zulhas menuturkan, masyarakat saat ini tidak perlu khawatir akan stok beras. Sebab, kini persediaan beras di Bulog ada 1,6 juta ton dan akan ada tambahan 400 ribu ton.
"Stok beras banyak sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Zulhas.
Baca juga: Beras Super Melonjak Rp15.650, Gula Dibanderol Jadi Rp16.300, Simak Update Harga Pangan 22 September
Menurut Ketua Umum PAN itu, Gerakan Pangan Murah (GPM) dan operasi pasar dilakukan guna menjaga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP), khususnya komoditas beras.
Operasi pasar ini, kata dia, penting dilakukan untuk menjamin harga beras Bulog di harga Rp11.000/kg.
"Pemerintah melalui Kemendag bekerja sama dengan Bupati, Gubernur, Bulog, dan Bapanas untuk menstabilkan harga beras," ujar Zulhas.