TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Literasi keuangan dinilai salah satu cara untuk menghadapi ketidakpastian pasar global.
Oleh sebab itu, investor Indonesia perlu memiliki pemahaman yang kuat mengenai kondisi fundamental perusahaan yang menjadi portofolio investasinya.
Edukator dan influencer finansial, Kefas Evander mengatakan, penguasaan analisis fundamental sangat penting dalam menghadapi ketidakpastian pasar, sehingga perlu fokus pada perusahaan-perusahaan yang memiliki fundamental yang kuat.
Baca juga: PM Srettha Thavisin Ingin Tarik Investor Asing ke Thailand Sebanyak-banyak
“Perusahaan-perusahaan seperti ini lebih mampu bertahan dari kemerosotan ekonomi dan justru mungkin tumbuh lebih kuat pada saat resesi berakhir,” jelasnya saat ditemui dalam seminar “Deep Dive Into Fundamental Analysis” ditulis Jumat (29/9/2023).
Sementara itu, CEO Gotrade Norman Wanto juga menggarisbawahi pentingnya analisis fundamental dalam menghadapi ketidakpastian pasar saat ini.
Ia menyebut, analisis fundamental sejalan dengan komitmen Gotrade untuk membekali investor dengan segala pengetahuan dan insight yang diperlukan untuk mengambil keputusan investasi secara bijak.
Baca juga: NFT Ditinggal Kabur 95 Persen Investor, Volume Perdagangan Ambles Sepanjang 2023
“Komitmen Gotrade Indonesia untuk memberikan edukasi finansial secara berkelanjutan merupakan cerminan dari misi perusahaan untuk memberikan akses bagi investor ritel Indonesia ke pasar di Amerika Serikat, serta membekali investor agar tetap mampu bertahan di saat kondisi pasar sedang membaik ataupun menurun,” paparnya.
Diketahui ketidakpastian pasar modal saat ini terkait situasi ekonomi dan politik dunia yang sedang terjadi di Amerika Serikat.
Volatilitas ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti naiknya tingkat suku bunga, kekhawatiran akan inflasi berkepanjangan, dan konflik geopolitik, salah satunya konflik Ukraina dan Rusia.
Ketidakpastian ditambah lagi dengan kenaikan harga minyak yang diakibatkan dari sikap hawkish dari kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) baru-baru ini.