Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Industri otomotif Amerika kembali dilanda pemutusan hubungan kerja (PHK), kali ini giliran Ford Motor dan General Motor yang mengumumkan PHK massal pada ratusan karyawan, pekan ini.
PHK ini dilakukan kedua produsen otomotif terbesar di Amerika setelah sejumlah pekerja mereka menggertak perusahaan dengan menggelar aksi mogok kerja, lantaran gagal mencapai kesepakatan kenaikan upah sekitar 40 persen per jam.
Tuntutan kenaikan upah itu terkait dengan tuntutan kenaikan tunjangan pensiun dan tunjangan liburan serta cuti keluarga para buruh. Para buruh juga meminta Ford Motor dan General Motor untuk mengurangi jam kerja menjadi 32 jam per hari.
Sayangnya tidak semua kesepakatan yang diajukan para buruh disetujui Ford dan General Motor, kedua perusahaan otomotif ini berdalih kesepakatan yang diajukan tidak sesuai dengan perjanjian kerja yang telah tertera.
Alasan ini yang kemudian membuat para buruh geram, hingga mereka bergabung dengan serikat pekerja otomotif United Auto Workers (UAW) untuk menggelar mogok kerja massal yang berlangsung sejak akhir September 2023.
"Jika diterapkan, proposal tersebut akan melipatgandakan biaya tenaga kerja terkait UAW Ford saat ini, yang sudah jauh lebih tinggi dibandingkan biaya tenaga kerja Tesla, Toyota, dan produsen mobil milik asing lainnya di AS yang menggunakan tenaga kerja yang tidak diwakili oleh serikat pekerja," kata juru bicara Ford, mengomentari permintaan UAW.
Baca juga: General Motors Pecat Ratusan Karyawan, Hemat Pengeluaran 2 Miliar Dolar AS
Imbas mogok kerja ini, produksi mobil di pabrik Ford dan General Motor terganggu hingga Ford merugi 145 juta dolar AS, sementara GM boncos sebesar 191 juta dolar AS.
Khawatir masalah tersebut semakin mengancam produksi dan likuiditas perusahaan, Ford raksasa otomotif yang berbasis di Jerman itu akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK ke 330 pekerja di pabrik Chicago, Stamping Lima, dan Ohio Engine.
Baca juga: Ford Umumkan Putaran Kedua PHK 2023, Sasar Karyawan di Amerika Serikat
Langkah serupa juga dilakukan GM yang mengumumkan rencana PKH pada 130 pekerja di pabrik Parma, Ohio Metal Center dan sisanya sebanyak 34 staf di pabrik Marion, Indian Metal Center.
Sebelum Ford dan GM Motor menggelar PHK massal, perusahaan manufaktur Stellantis telah lebih dulu memberhentikan 370 karyawan di pabrik suku cadang kawasan Ohio dan Indiana, Amerika imbas demo massal yang dilakukan serikat pekerja otomotif UAW.