News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Solusi Digital Vmedis Tetama Bikin Pengusaha Apotek Tak Pusing Lagi Kelola Stok Obat

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO Vmedis, Ahmad Siddiq, memaparkan platform digital hasil kerjasama dengan Tetama untuk memudahkan pengusaha apotek dan toko obat dalam pemesanan produk farmasi di Jakarta, Kamis 12 Oktober 2023

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama ini banyak pengusaha apotek di Tanah Air menemui kendala saat melakukan pemesanan obat untuk ke pedagang besar farmasi (PBF) atau distributor obat untuk menjaga stok dan ketersediaan obat di apoteknya. 

Mereka harus melakukan pemesanan manual, seperti mengunduh form yang disediakan PBF, kemudian mengisi kebutuhan obat yang diminta di form, lalu mengirimkannya ke PBF/distributor farmasi via email.

Metode pemesanan seperti ini menjadi tidak efisien karena stok obat yang terdapat di apotek biasanya dipasok atau berasal dari banyak PBF/distributor obat.

Kendala-kendala ini yang kini ingin diatasi oleh software apotek dengan jaringan terbesar di Indonesia VMedis bekerja sama dengan Tetama, platform distributor farmasi online.

Solusi yang ditawarkan ke pemilik apotek adalah metode pemesanan obat cukup lewat satu pintu.

Baca juga: Ekspansi ke Pusat Perbelanjaan, Apotek Ini Usung Konsep Open Store

Inovasi one-click purchase Tetama dan Vmedis membantu apotek dan klinik untuk memenuhi permintaan ketersediaan obat secara instan dan akurat. Mereka dapat mengisi stok produk dari berbagai manufaktur lebih mudah tanpa perlu membuat banyak surat pemesanan.

"Dengan memanfaatkan platform digital Tetama, apotek bisa mendapatkan diskon harga obat dari PBF/prinsipal. Dengan teknologi digital API Tetama memudahkan manajemen stok obat dengan cukup mengeklik di software Tetama," ungkap Ahmad Siddiq, CEO Vmedis dalam paparan kepada media di Jakarta, Kamis (14/10/2023).

Dia menjelaskan, Tetama dan VMedis menyediakan inventory lebih dari 7000 produk obat. Apotek dapat mengakses berbagai jenis obat dari berbagai merek dengan mudah.

Selain itu platform pemesanan obat yang disediakan Vmedis bersama Tetama juga memudahkan apotek menemukan produk obat alternatif ketika produk obat yang diinginkan sedang tidak ada.

Selain itu, juga memungkinkan apotek mendapatkan diskon harga produk obat. "Hampir semua produk obat yang kita tawarkan ke apotek melalui Vmedis ini memberikan diskon harga," ujar Ahmd Siddiq.

Dia mengingatkan kepada para pemilik apotek, tetap mempertahankan metode pemesanan manual atau offline membuat manajemen stok obat mereka menjadi tidak rapi dan kurang efisieni.

"Pasien butuh obat segera tapi stok obatnya sedang tidak ada atau bahkan habis karena apotek harus kontak satu per satu ke distributor obat," bebernya.

Selain itu, metode pemesanan obat via offline juga membuat obat yang diterima oleh apotek dari distributor/PBF tak sesuai dengan yang dipesan.

"Selama ini apotek order pembelian obat dengan download file pdf diisi kemudian dikirim via email ke distributor. Akibatnya apotek harus bekerja sama dengan ratusan distributor obat berbeda untuk bisa memenuhi stok obat di apoteknya hingga 500 sampai 700 SKU," jelasnya.

Produk Pareto, Maksimal Dikirim 24 Jam 

Tentang 7.000 produk farmasi yang bisa dipesan via platform digital Vmedis dan Tetama, Ahmad Siddiq mengatakan, jumlah tersebut terdiri dari produk-produk pareto yang selama ini banyak dibutuhkan apotek di Indonesia.

Namun fatanya, produk obat yang disediakan per apotek rata-rata hanya 500 sampai 700 jenis. Karena itu, pilihan 7.000 obat yang tersedia di platformnya jauh mencukupi dari kebutuhan apotek pada umunya.

Soal lama pengiriman obat yang diorder via online oleh apotek ke platformnya, Ahmad Siddiq mengatakan, pengiriman maksimal 24 jam sejak pesanan diterima untuk antaran ke lokasi apotek di area Jabodetabek.

"Kita menggunakan armada distribusi milik sendiri sehingga bisa kirim ke berbagai kota," ungkapnya.

Pihaknya juga menyediakan fasilitas pembiayaan pembelian obat ke apotek agar PO obat ke PBF bisa lebih mudah dan bisa belanja stok obat lebih banyak.

Ahmad Siddiq menambahkan, sebagai PBF online, Tetama saat ini sudah bekerja sama dengan 180 prinsipal farmasi di Indonesia.

"Di Indonesia total terdapat 408 manufaktur obat tapi yang aktif berproduksi hanya sekitar 250 perusahaan. Hampir semua mitra prinsipal kita memberikan diskon harga obat sehingga membuat produk obat yang kita pasarkan, harga jualnya jadi lebih kompetitif," ungkapnya.

Saat ini, Tetama telah mengantongi sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), Cold-Chain Product (CCP), BPOM, Alat Kesehatan, dan obat lainnya demi menjaga kualitas produk yang optimal selama proses distribusi.

Jaminan stok lengkap diberikan oleh Tetama, mulai dari obat resep (Ethical), obat yang dijual bebas (OTC), suplemen, vaksin, produk kecantikan, hingga FMCG.

Natali Ardianto, Co-founder Tetama mengatakan, jaringan apotek yang sudah bekerja sama dengan platformnya tersebar di banyak kota termasuk di Pulau Jawa.

Saat ini di Indonesia terdapat 30 ribu apotek dengan 1000 sampai 1500 apotek baru yang berdiri setiap tahun. Tetama dan Vmedis menargetkan 10.000 apotek bergabung ke platform mereka dalam 5 sampai 7 tahun ke depan.

Saat ini sudah ada 3000 apotek dan toko obat yang sudah bergabung ke platform mereka. "Kami memiliki sistem yang bisa mengikat apotek untuk terus memanfaatkan platform kami. Kami bisa bekerjasama dengan semua apotek termasuk apotek berjaringan dan apotek yang baru buka," ungkap Ahmad Siddiq.

 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini