"Mengingat luasnya basis investor GOTO, yang mencakup 78% saham yang beredar bebas, kami berpendapat aksi jual baru-baru ini juga dapat disebabkan oleh alasan lain di luar fundamental saham,” tegas dua analis Mansek ini.
Adrian dan Jennifer memperkirakan nilai transaksi bruto atau GTV GOTO pada Q3-23 akan naik hingga pertengahan kuartalan, mengingat agresivitas TikTok Shop dan Shope. Akan tetapi, pertumbuhan secara berurutan yang lebih kuat berpotensi terjadi pada kuartal 4-2023 di tengah penutupan sementara TikTok Shop.
Menurut Momentum Works, Tokopedia, Shopee, dan TikTok Shop memiliki pangsa pasar sebesar 35%, 36%, dan 5% pada 2022. “Sedangkan untuk EBITDA yang disesuaikan, kami terus memperkirakan peningkatan lebih lanjut pada Q3-23 di tengah upaya disiplin biaya.”
Adrian dan Jennifer memberikan rekomendasi saham GOTO yakni beli, dengan target harga Rp 130/saham. Saat ini, GOTO diperdagangkan pada EV/Sales 2024 sebesar 1,6 kali atau 2,3 kali berdasarkan pendapatan bersih. Angka ini 35,3% di atas Sea Ltd. (1,7 kali) dan 32,4% di bawah Grab (3,4 kali).
“Pada 1 Januari 2023 dan 26 September 2023, sebelum aksi jual, level EV/Sales GOTO rata-rata sebesar 4,9 kali atau 105,0% di atas Sea (2,4 kali) dan 27,0% di atas Grab (3,9 kali).”
Dengan Tokopedia yang menguasai 35% pangsa pasar di e-commerce Indonesia dan Gojek sebesar 44% dalam layanan pesan-antar makanan (berdasarkan Momentum Works 2022), Mansek memprediksi nilai enterprise (enterprise value/EV) GOTO saat ini sebesar US$ 3,0 miliar atau setara Rp 47 triliun (kurs Rp 15.500/US$).
Enterprise value adalah nilai tolak ukur sebuah perusahaan, biasanya digunakan oleh para investor untuk menilai seberapa besar kapitalisasi dari sebuah perusahaan. ( Tim KONTAN/Editor: Indah Sulistyorini)