Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Pasar Keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar memberikan respons positif penetapan Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden.
“Terpilihnya Gibran sebagai calon WP (Wakil Presiden) Prabowo membuat investor dalam negeri melakukan aksi jual terhadap dollar AS,” ungkap Ibrahim dalam catatannya, Sabtu (21/10/2023).
Menurutnya, penunjukkan Gibran dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar yang juga dihadiri calon presiden Prabowo Subianto mendorong rupiah menguat di perdagangan besok.
Baca juga: Detik-detik Gibran Diumumkan Golkar Jadi Cawapres Prabowo, Terbang Dari Semarang Hingga Temui Zulhas
“Pasar merespons positif, rupiah dalam perdagangan Senen akan menguat walau tensi geopolitik di timur tengah terus memanas,” beber Ibrahim.
Sebelumnya, Rapimnas Partai Golkar resmi mendukung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang menjadi pendamping Prabowo Subianto di pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Adapun Rapimnas Golkar digelar di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat pada Sabtu (21/10/2023) Putusan itu dibacakan langsung oleh Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadizly.
"Rapimnas II Partai Golkar 2023 menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memperhatikan dan seterusnya, arahan dan persetujuan Rapimnas," kata Ace.
"Pertama, menetapkan, mendukung, mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden periode 2024-2029. Kedua, menetapkan, mendukung, mengusung, Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal cawapres dari Partai Golkar periode 2024-2029," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menuturkan bahwa penetapan Gibran menjadi cawapres setelah melakukan pencermatan yang cukup lama di internal Golkar.
Baca juga: Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Unggah Momen Bertemu Gibran di Widya Chandra: Bismillah Mas Wali
Keputusan ini pun setelah menimbang kepentingan yang lebih besar.
"Setelah mencermati dengan seksama dan perkembangan mengedepankan kepentingan lebih besar untuk bangsa dan negara menjaa stabilitas politik pertumbuhan ekonomi pemerataan dan berdasarkan hasil pertemuan dengan para ketua DPD tadi malam, kami rapat cukup lama cukup hangat, tapi semuanya konsensus. Mengusulkan, saya tanya dulu, mengusulkan dan mendukung mas Gibran Rakabuming Raka untuk kita pasangkan dengan pak Prabowo sebagai bakal calon presiden republik Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, Airlangga pun menanyakan apakah peserta Rapimnas Golkar yang berasal dari DPD seluruh Indonesia menyetujui keputusan tersebut.
Mereka pun serentak menjawab setuju.
"Apakah setuju?" tanya Airlangga.
"Setuju!" jawab peserta Rapimnas Golkar.
Pekan Depan Rupiah Diprediksi Tembus Rp16.000 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan pekan depan diprediksi menembus level Rp16.000 per dolar AS.
Pelemahan rupiah ini imbas kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga bank sentral Amerika (The Fed) dan perang antara Palestina-Israel dapat berlangsung lama.
Tercatat, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada level harga Rp 15.856 per dolar AS di perdagangan Jumat (20/10/2023).
Kondisi tersebut, membuat rupiah Jisdor terkoreksi 0,93 persen dalam sepekan dan secara harian mengalami koreksi sekitar 0,11 persen.
Pelemahan rupiah Jisdor BI sejalan dengan rupiah spot yang ditutup pada harga Rp 15.873 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah spot telah melemah 1,21 persen dan melemah 0,36 persen secara harian di hadapan dolar AS.
Dampak Pelemahan Rupiah
Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, memasuki tahun politik, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara lain di kawasan Asia dan global.
Namun, Ibrahimi menyebut pelemahan mata uang rupiah yang terus menerus akan berdampak ke pengeluaran biaya hidup.
"Rupiah yang melemah akan berdampak terhadap kenaikan harga-harga, salah satunya harga komoditas dan akan berpengaruh terhadap menurunnya daya beli. Sehingga konsusmi Masyarakat akan menurun," ujar Ibrahim.
Hal senada juga di sampaikan, Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.
Ia menyebut menguatnya mata uang dolar AS membuat barang impor menjadi lebih mahal, khususnya komoditas pangan.
"Contohnya beras, meskipun ada negara yang siap jual ke Indonesia tapi biaya impor berasnya dipengaruhi dolar AS sehingga beras impor harganya naik," kata Bhima.
Selain beras impor, bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri bisa naik karena bahan bakunya masih impor.
Menurut Bhima, pilihan pemerintah apakah alokasi subsidi energinya naik atau diteruskan ke masyarakat membayar BBM lebih tinggi.
"Inflasi menjadi ancaman serius bagi daya beli domestik," ujarnya.
Baca juga: Usung Gibran Jadi Bacawapres Prabowo, Golkar: Semoga Bisa Memanfaatkan Bonus Demografi
Penyebab Pelemahan Rupiah
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengungkapkan, pelemahan rupiah terdampak sentimen ekspektasi suku bunga The Fed, yang kini masih berada di level tinggi dan belum akan segera berakhir.
Selain itu, konflik di Timur Tengah antara Israel-Palestina juga menjadi salah satu sentimen yang membuat indeks dolar menguat.
Dengan demikian upaya Bank Indonesia (BI) mengusung nilai rupiah dengan menaikkan suku bunga ternyata belum berhasil.
Baca juga: BREAKING NEWS: Rapimnas Golkar Resmi Tetapkan Gibran Rakabuming Raka Jadi Cawapres Prabowo
"Karena sentimen penekan rupiah terhadap dolar AS seperti konflik Israel-Hamas dan kebijakan suku bunga tinggi AS masih ada, potensi pelemahan rupiah masih terbuka," ungkap Ariston kepada Tribunnews, Jumat (20/10/2023).
"Level Rp16.000 tidak jauh dari level penutupan sekarang, Jadi masih mungkin dicapai dengan sentimen saat ini," sambungnya.
Hal senda juga disampaikan, Pengamat Mata Uang Lukman Leong melihat pelemahan rupiah terhadap dolar AS pekan ini dipicu oleh kekhawatiran prospek suku bunga.
Tekanan suku bunga ditambah pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang masih bernada Hawkish.
Baca juga: Rupiah Terpuruk Paling Rendah Sejak 3,5 Tahun
"Kekhawatiran eskalasi perang Israel-Hamas juga terus menekan rupiah," jelas Lukman.
Menurut Lukman, penguatan dolar AS diperkirakan masih berlanjut di pekan depan yang artinya berpotensi menekan rupiah. Investor menantikan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang diperkirakan tumbuh kuat 4.1 persen.
Data inflasi PCE tahunan dan inflasi core PCE bulanan juga diperkirakan meningkat, masing-masing 0,3% dan 3,3% yang masih jauh dari target inflasi The Fed di bawah 2%.
Lukman memperkirakan USD/IDR bakal bergerak dalam rentang harga Rp 15.700- Rp 16.000 per dolar AS selama pekan depan.