Laporan Wartawan Tribunnews, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG- Menyongsong kiprah 90 tahun beroperasi di Indonesia PT Unilever Indonesia Tbk, (Unilever) berhasil membuktikan ketangguhannya di segmen produk konsumen yang sangat kompetitif.
Di kuartal III ini Unilever membukukan kinerja yang solid dengan mencatatkan 4,3 persen pertumbuhan volume domestik, 3,3 persen peningkatan penjualan dalam negeri dan pertumbuhan laba bersih sebesar 21 persen.
Dalam rilisnya, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia - Ira Noviarti menjelaskan bahwa kinerja Q3 2023 merupakan buah konsistensi perseroan melakukan penguatan fundamental secara menyeluruh.
Baca juga: Fuso Gandeng Nestle dan Pos Indonesia Jajal Truk Listrik Sebagai Kendaraan Operasional
5 Strategi prioritas selama 2 tahun terakhir terbukti mampu menghasilkan daya tahan yang berkelanjutan dan pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan.
Margin kotor pada kuartal ini meningkat 483 bps dibandingkan Q3 2022. Selain itu, Perseroan juga melaporkan membukukan laba bersih sebesar Rp 1.4 triliun.
"Perseroan tetap berkomitmen penuh untuk menjalankan lima prioritas strategis untuk pertumbuhan jangka panjang, diantaranya dengan memperkuat dan membuka potensi penuh dari merek-merek inti melalui inovasi yang berdampak dengan menawarkan manfaat yang unggul; dipadukan dengan komunikasi yang lebih menarik; program pengembangan pasar untuk meraih pengguna baru dan meningkatkan konsumsi; serta berinvestasi media pada level yang tepat", jelas Ira, Rabu (25/10/2023).
Ira menambahkan bahwa hasil yang dicapai Unilever saat ini membuktikan bahwa perseroan bergerak ke arah positif menuju pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan, “Dengan margin kotor yang kuat, didorong oleh program efisiensi, kami dapat meningkatkan investasi merek-merek kami dan aktivitas pengembangan pasar, sehingga menghasilkan pertumbuhan yang kompetitif.”
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mencatat Unilever Indonesia (UNVR) mencatat tingkat marjin kotor tertinggi dalam delapan kuartal terakhir, dengan tingkat Laba Sebelum Pajak dan Laba Per Saham yang kuat.
Pencapaian ini merupakan hasil dari serangkaian program optimalisasi di pabrik, distribusi, logistik dan promosi, serta didukung oleh harga komoditas yang lebih baik. Melihat berbagai indikator tersebut, kinerja Unilever di kuartal berjalan diprediksi masih akan tetap tumbuh.
Baca juga: Unilever Indonesia Sebut Penggunaan Benzena pada Dua Produk yang Ditarik Masih Dalam Batas Wajar
Tambah Nafan, meski saat ini industri FMCG memiliki banyak kompetitor, Unilever diprediksi akan tetap memimpin pasar. Tambahnya, UNVR masih menjanjikan secara fundamental, dari perspektif jangka panjang, potensi pertumbuhan bisnis, potensi pendapatan, juga kinerja.
Hal tersebut dipengaruhi adanya katalis positif, seperti membaiknya kinerja sektor konsumsi juga daya di tanah air seiring pemulihan ekonomi. Beragam faktor itu, bisa memberikan katalis positif bagi UNVR.
Selain itu, sisi indeks keyakinan konsumen yang dirilis Bank Indonesia pada Juni 2023 berada pada level 127,1 menunjukan optimisme terkait perkembangan perekonomian ke depan. Hal ini, tentu saja positif bagi emiten FMCG, dimana indeks tersebut menentukan daya dorong konsumsi masyarakat secara umum.
Apalagi, UNVR juga terus menciptakan inovasi produk baru untuk menunjang kinerjanya, karena kompetisi sektor konsumsi untuk produk yang sama, dinamis dan kompetisi begitu ketat.