Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) mendorong pemerintah untuk melakukan transformasi sistem dan pembiayaan kesehatan yang lebih efisien dan efektif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengatakan, investasi sumber daya manusia melalui kesehatan dan pendidikan adalah satu-satunya cara menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
Seperti diketahui pemerintah memiliki aspirasi pada 2045, di mana Indonesia ditargetkan menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia.
Baca juga: Pembiayaan Properti Naik 8,7 Persen di September 2023, Tahun Depan Diprediksi Tumbuh Single Digit
Karenanya, lanjut Teguh tujuan transformasi sistem dan pembiayaan kesehatan adalah mendorong terciptanya akses berkualitas, menyeluruh dan merata di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
"Transformasi sistem kesehatan adalah pemerintah harus mulai menggeser sistem kesehatan yang menitikberatkan pada penyembuhan (currative). Menjadi lebih memberikan porsi besar kepada pencegahan dan promosi kesehatan,” ujarnya menekankan," kata Teguh dalam keterangannya, dikutip Minggu (29/10/2023).
Teguh menyatakan, pihaknya akan mendorong transformasi melalui penelitian-penelitian yang dihasilkan untuk menjadi evidence based policy.
Selain itu, FEB UI akan melakukan kolaborasi yang erat dengan seluruh pemangku kepentingan dalam penelitian, pelatihan dan pendidikan untuk mengawal transformasi sistem dan pembiayaan kesehatan. Harapannya, agar tercipta transformasi yang berjalan cepat, efisien dan efektif.
"Sehingga FEB UI berharap bahwa the 8th Biennial Scientific Meeting ini dapat menghasilkan policy brief terkait dengan transformasi sistem kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah," ucap dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala LD FEB UI Abdillah Ahsan menambahkan, FEB UI berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya perbaikan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia.
"Karena kualitas kesehatan yang baik adalah prasyarat untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. Transformasi sistem dan pembiayaan kesehatan harus dilakukan sebagai respon atas pembelajaran dari kerentanan dalam menghadapi krisis, pasca-pandemiC ovid-19," tutur dia.
Baca juga: Maksimalkan Potensi Pembiayaan Perumahan Syariah, Bos BTN Yakin Jadi Bank Terbesar di Aceh
Dia lanjut menjelaskan bahwa transformasi sistem kesehatan ini pun menjadi komitmen negara-negara anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO). Hal itu sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas sistem kesehatan serta mengatasi ketimpangan kesehatan baik di dalam negeri maupun antarnegara.
Oleh karena itu, melalui ajang ini LD FEB UI mempertemukan para pemangku kepentingan di bidang kesehatan masyarakat terutama yang terkait dengan ekonomi kesehatan. Yaitu para akademisi, pelaku industri dan bisnis kesehatan yang terkait dengan kesehatan masyarakat, industri obat, industri farmasi, hingga industri rumah sakit.
Ada pula para pengambil kebijakan baik di pusat juga di daerah. Selain itu menghadirkan pula pemerhati, praktisi maupun mitra pembangunan di area kesehatan masyarakat.
"Jadi acara ini merupakan ajang untuk saling bertukar wawasan, bertukar gagasan mengenai bagaimana meningkatkan kualitas kesehatan secara umum. Juga bagaimana ekonomi kesehatan bisa berkontribusi kepada perbaikan kesehatan di seluruh Indonesia, untuk masyarakat Indonesia," ungkap dia.
Abdillah menambahkan, setelah acara ini akan ada tindak lanjut konkret dalam bentuk penelitian, pelatihan, dan perumusan kebijakan terkait ekonomi kesehatan atau aspek kesehatan masyarakat secara umum.
"Misalnya mengenai apa yang terkait dengan industri farmasi, terkait dengan teknologi kesehatan, terkait dengan promosi kesehatan . Jadi tindak lanjutnya adalah ada kegiatan-kegiatan kerjasama antara industri kesehatan, pengambil kebijakan, dan para akademisi," tegasnya.