Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan EP
TRIBUNNEWS.COM - Kondisi ekonomi global yang masih fluktuatif sepertinya tidak cukup memengaruhi kinerja keuangan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) di kuartal III 2023.
Perusahan yang bergerak dalam bidang pertambangan granit dan industri minyak dan gas bumi tersebut melaporkan, kinerja keuangan perusahaan pada kuartal III tahun naik signifikan.
Direktur Operasional MITI, Bambang Ediyanto menjelaskan, adanya sinergi antar-anak usaha dalam menjalankan bisnis menjadi faktor kunci dari kinerja bisnis MITI mengilap hingga kuartal III ini.
Baca juga: Presiden Jokowi Groundbreaking Pembangunan PLTS PLN 50 MW di IKN, Hadirkan 100 Persen Energi Bersih
Sebagai informasi, anak usaha MITI saat ini adalah PT Pelayaran Karana Line (PKL) dan PT Wasesa Line (WL) yang bergerak dibidang pelayaran serta PT Karya Abdi Luhur (KAL) yang bergerak di bidang bongkar muat (stevedoring).
Bambang Ediyanto menjelaskan, mengacu pada laporan keuangan konsolidasian perseroan Kuartal III 2023, pihaknya berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 244,9 miliar.
Angka itu meningkat tajam 237 persen dari realisasi kuartal III 2022 sebesar Rp 72,74 miliar.
Kenaikan pendapatan ini terutama ditopang oleh sektor bongkar muat (stevedoring) sebesar Rp163,98 miliar atau nyaris 66% dari seluruh pendapatan Perseroan.
"Pencapaian segmen bongkar muat (stevedoring) tidak terlepas dari sinergi PT KAL selaku Perusahaan bongkar muat dan PT PKL selaku agency dari Perusahaan asing yang membawa kargo ke Indonesia," katanya, dikutip Jumat (3/11/2023).
Dalam laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2023, MITI mampu mencatatkan peningkatan laba bruto sebesar 249% menjadi Rp93,29miliar dari tahun 2022 sebesar Rp26,75 miliar.
Sedangkan laba sebelum pajak penghasilan Perseroan meningkat 448% menjadi sebesar Rp 56,21 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp10,26 miliar.
Alhasil, perusahaan yang dipimpin oleh Andreas Tjahjadi tersebut mampu mencetak laba pada kuartal III 2023 sebesar Rp46,23 miliar atau meningkat tajam 438% dari posisi tahun 2022 sebesar Rp8,59 miliar.
"Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp36,54 miliar, sementara pada periode yang sama tahun 2022 jumlahnya sebesar Rp8,59 miliar atau melesat 325%," kata dia.
Pengembangan Usaha
Bambang Ediyanto juga menjelaskan, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan dari Perseroan, pihaknya dan Sany South East Asia Ltd (“SANY”) serta Emas Fortuna Ltd (“EFL”) telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding/MoU), pada 7 Juli 2023 silam/
MoU itu menekankan penjajakan peluang bisnis energi baru terbarukan tenaga surya yang ramah lingkungan.
"Melalui Nota Kesepahaman ini, MITI, SANY dan Emas Fortuna Ltd, akan menggali potensi Bisnis Energi Baru Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (“PLTS”) atau Solar Farm," katanya.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng PT Prima Aset Lestari (PAL) bersama
dengan Interra Resources Limited (IRL) untuk mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di bidang Energi Baru dan Terbarukan (“EBT”) Biomassa.
"Perseroan dan PAL bersama-sama akan memiliki 60% (enam puluh persen) saham Perusahaan Patungan, dan IRL akan mengambil bagian 40% saham. Perseroan nantinya akan memegang mayoritas saham pada Perusahaan Patungan, setelah terpenuhinya persyaratan dan persetujuan lainnya yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, ketentuan pasar modal dan peraturan perundangan dan hukum yang berlaku," kata dia.
Perusahaan Patungan ini berencana membangun dan mengoperasikan Pabrik Wood Pellet di Sumatera dengan target pembangunan dimulai pada awal tahun 2024 dan diharapkan mulai beroperasi pada Semester I – 2025, dengan perkiraan total nilai investasi sekitar USD 4.800.000.