Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, setidaknya ada dua Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang bangkrut terhitung hingga Oktober 2023.
Dua BPR itu meliputi PT Bank Perkreditan Rakyat Bagong Inti Marga di Jawa Timur dan Perumda BPR Karya Remaja Indramayu (BPR KRI).
"LPS bergerak sangat cepat untuk mengembalikan dana nasabah jadi kita perlu menjaga kredibilitas LPS dan penjaminan perbankan. Sehingga kita merasa perlu gerak cepat dan masyarakat tenang bawa uang mereka dijamin LPS," kata Purbaya dalam Konferensi Pers KSSK, Jumat (3/11/2023).
Baca juga: Bisnis Tumbuh Positif, Universal BPR Raih Award untuk Kategori Aset Rp 1 Triliun ke Atas
Dikatakan Purbaya, pihaknya telah mengembalikan dana nasabah PT Bank Perkreditan Rakyat Bagong Inti Marga di Jawa Timur senilai Rp 13,1 miliar dari total simpanan Rp 13,6 miliar.
"Di Jatim adalah BIM adalah BPR Bagong Inti Marga Jatim nasabahnya sebesar 2.907 nasabah. Total semuanya Rp 13.640.80.000. Sudah dicairkan totalnya mencapai Rp 13.143.749. Jadi kami cukup berat," jelas Purbaya.
Sedangkan KRI yang berada di Indramayu, LPS sudah mengganti dana nasabah sebesar Rp 248 miliar.
"KRI di Indramayu itu nasabah 25.176 total simpanan Rp 286.000.030.035 pencarian terakhir mencapai Rp 248.582.997.000 jadi cukup cepat," ungkapnya
Sementara itu, Purbaya menegaskan bahwa kondisi keuangan LPS sendiri telah memiliki aset Rp 210 triliun. Kata dia, jumlah itu lebih dari cukup untuk menjadi bantalan sewaktu-waktu ada BPR yang bermasalah.
"LPS cukup kaya, sekarang asetnya Rp 210 triliun, jadi cukuplah menjaga stabilisasi sistem, untuk menalangi kalau ada bank-bank dalam masalah," tegas dia.