News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pagi Ini Rupiah Menguat, Bergerak ke Level Rp 15.774 Per Dolar AS. Berikut Analisa Hari Ini

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi uang dolar AS

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berdasarkan data RTI, Jumat (3/11/2023), rupiah bergerak menguat 0,45 persen ke level Rp 15.774, pada 09.55 WIB.

Dilansir dari RTI, dolar AS pada pagi ini dibuka pada level R 15.846. Kemudian, sempat berada di level tertingginya pada Rp 15.849 dan terendahnya Rp 15.759. Dolar AS. Dan kini bergerak diangka Rp 15.775.

Sedangkan, berdasarkan data Bloomberg, pukul 09.00 WIB rupiah berada pada level Rp 15.855 per dollar AS, atau naik 0,51 persen dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.935 per dollar AS.

Baca juga: FEB UI Dorong Pemerintah Transformasi Sistem dan Pembiayaan Kesehatan

"Hari ini potensi penguatan rupiah ke arah Rp 15.800-Rp 15.830, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.900," ujar Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra saat dihubungi Tribunnews, Jumat (3/11/2023).

Ia menambahkan, minat pasar terhadap aset berisiko terlihat positif pagi ini. Indeks saham Asia bergerak naik pagi ini mengikuti kenaikan Indeks saham AS dan Eropa sebelumnya.

"Hal ini bisa mendukung penguatan rupiah sebagai risk asset terhadap dollar AS hari ini. Selain itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang masih menurun juga memberikan dukungan untuk penguatan rupiah terhadap dollar AS hari ini. Yield tenor 10 tahun sudah berada di kisaran 4,66 persen dari sebelumnya bergerak di atas 4,7 persen," terang Ariston.

Dengan hasil yang tidak terlalu hawkish dan idak adanya hal baru dari rapat kebijakan moneter AS yang terakhir, pasar kembali masuk ke aset berisiko untuk sementara.

"Mengapa sementara? Karena the Fed tidak mengesampingkan kemungkinan akan menaikan suku bunga acuannya lagi. Inflasi AS masih belum turun ke target 2 persen dan ekonomi AS terlihat masih solid," kata Ariston.

Semalam data Pesanan Pabrik AS bulan September dirilis mengalami kenaikan 2,8 persen, lebih bagus dari kenaikan bulan sebelumnya 1,0 persen. Sehingga, sentimen kenaikan suku bunga atau suku bunga tinggi bisa kembali membayangi pasar keuangan.

Baca juga: Mandiri Tunas Finance Terbitkan Obligasi Berkelanjutan, Bidik Dana Rp1 Triliun Berkupon 6,95 Persen

"Belum lagi konflik yang masih berlangsung di Palestina dan Ukraina. Ini bisa mendorong pelaku pasar masuk lagi ke aset dollar AS," kata Ariston.

Malam ini, pemerintah AS akan merilis data penting yaitu sekumpulan data tenaga kerja seperti Non Farm Payrolls, tingkat pengangguran dan tingkat upah per jam sehingga pasar mungkin akan mengantisipasinya sebelum data dirilis yang bisa menahan pelemahan dollar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini