Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO – Gerakan boikot produk pro Israel yang mencuat di sejumlah sosial media, belakangan telah membuat sejumlah produk – produk lokal naik daun hingga mulai mengalami lonjakan pesanan di pasar global.
Lonjakan ini mulai dirasakan perusahaan – perusahaan lokal dunia usai masyarakat dunia gencar melakukan Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) melalui aksi boikot terhadap produk – produk yang terafiliasi atau mendukung Israel.
Seruan untuk melakukan boikot yang dilakukan oleh generasi muda melalui jejaring media sosial seperti TikTok awalnya dimaksudkan untuk menekan Israel dari segi ekonomi, sehingga negara tidak dapat lagi membiayai operasional angkatan militernya di jalur Gaza.
Baca juga: Ramai Seruan Boikot Produk Israel, Muncul Ajakan Kembali ke Lokal
Namun berkat aksi boikot tersebut, kini sejumlah produk lokal mulai diburu masyarakat. Di Mesir, salah satunya perusahaan minuman soda lokal Spiro Spathis, belum lama ini dilaporkan mengalami lonjakan pesanan usai masyarakat dunia gencar melakukan aksi boikot terhadap minuman soda Pepsi dan Coca-Cola yang terafiliasi dengan Israel.
“Penjualan kami meningkat hampir tiga kali lipat sejak seruan untuk memboikot minuman bersoda serupa dimulai,” jelas Morqos Talaat, Manajer Pemasaran Spathis sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor.
Saking populernya Spathis di Mesir, perusahaan yang didirikan pada 1920 ini menyatakan telah menerima lebih dari 15 ribu CV ketika mengumumkan mereka mempekerjakan staf tambahan untuk memperluas produksi di tengah tingginya permintaan akan produk-produknya.
Daftar Negara yang Melakukan Aksi Boikot Terhadap Produk Pro Israel
Sebagai informasi aksi boikot BDS tidak hanya terjadi di Mesir, sejumlah negara besar diketahui juga aktif menyuarakan kampanye ini. Berikut daftar negara yang warganya kompak melakukan aksi boikot terhadap produk pro Israel :
1. Arab Saudi
Sejak Israel gencar melakukan serangan kepada masyarakat Palestina, jutaan masyarakat Arab Saudi secara kompak melakukan boikot terhadap brand dan produk yang terafiliasi dengan Israel seperti McDonald, KFC dan Starbucks.
Tak hanya itu beberapa restoran berasal dari Amerika seperti Commander Coffee, Tim Hortons, Krispy Kreme, Dunkin Donat, dilaporkan sepi pembeli pasca masyarakat melakukan boikot.
Tindakan ini sengaja dilakukan oleh warga Arab Saudi sebagai bentuk solidaritas terhadap umat muslim Palestina yang dijajah oleh kaum Yahudi, Zionis Israel.
2. Qatar
Di Qatar, beberapa perusahaan Barat terpaksa tutup setelah manajemen mereka mempublikasikan konten pro-Israel di media sosial. Cabang kafe Amerika Pura Vida Miami dan toko kue Prancis Maitre Choux menutup operasional hingga batas waktu yang tidak tentukan usai di demo masyarakat lokal.
3. Turki
Aksi boikot juga turut dilakukan Parlemen Turki , melalui surat edaran yang dirilis pemerintah kini Turki secara resmi memboikot Coca-Cola dan Nestle serta produk turunannya. Lewat aksi itu maka produk-produk tersebut akan dihilangkan dari daftar menu restoran dan kafetaria di kompleks gedung parlemen Turki, berlaku mulai Selasa (7/11/2023).
“Diputuskan bahwa produk perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, kafetaria, dan kedai teh di kampus parlemen,” tulis pernyataan yang dirilis Ketua Parlemen, Numan Kurtulmus.
Bahkan beberapa hari terakhir di media sosial para aktivis Turki menyerukan pemboikotan terhadap produk-produk Israel dan perusahaan-perusahaan Barat yang mereka anggap mendukung Israel.
4. Yordania
Di Yordania, postingan tersebar di media sosial yang merujuk pada merek-merek yang mendukung Israel dengan slogan "Jangan berkontribusi pada harga peluru mereka".
Anggota direksi Kamar Dagang Amman Falah Al-Saghir mengungkapkan, gerakan boikot dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap Israel yang secara serampangan melakukan serangan kepada jutaan warga Palestina.