Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan ketersediaan stok pupuk subsidi untuk para petani dalam kondisi aman.
SVP Corporate Secretary Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, stok pupuk subsidi Perseroan saat ini berada di angka 1,4 juta ton. Stok pupuk subsidi tersebut terdiri dari jenis Urea dan NPK.
"Ini stok pupuk bersubsidi saat ini, total 1,4 juta ton atau tiga kali lipat dari ketentuan stok sebesar 422 ribu ton," ucap Wijaya kepada Tribunnews, Rabu (8/11/2023).
Ia melanjutkan, Perseroan menjamin penugasan pendistribusian pupuk bersubsidi yang telah diamanatkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian.
Baca juga: Masih Ada Petani yang Belum Dapat Pupuk Subsidi, Wamen BUMN Sebut Masalahnya di Data Penerima
Terkait penyaluran pupuk subsidi, Pupuk Indonesia bersama Kementan tengah mengembangkan aplikasi i-Pubers
i-Pubers menjadi sarana baru bagi kios dalam menginput data penyaluran pupuk bersubsidi secara real time serta memberikan kemudahan bagi petani dalam menebus pupuk bersubsidi.
Adapun cara menebusnya yaitu petani datang membawa KTP (kartu tanda penduduk) untuk dipindai NIK-nya guna mengakses data petani pada sistem e-Alokasi.
Selanjutnya, kios akan menginput jumlah transaksi penebusan dan petani menandatangani bukti transaksi tersebut pada aplikasi i-Pubers.
"Saat ini i-Pubers sudah dijalankan di 6 Provinsi," pungkasnya.
Diketahui, pupuk bersubsidi ditujukan untuk seluruh petani yang mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam Permentan Nomor 10 Tahun 2022.
Berdasarkan beleid tersebut, petani yang berhak mendapatkan yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal 2 hektar, dan menggunakan Kartu Tani (untuk wilayah tertentu).
Lebih lanjut Wijaya menjelaskan bahwa petani dapat menebus pupuk bersubsidi pada kios-kios resmi yang telah ditentukan untuk melayani kelompok tani setempat.
Pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada dua jenis pupuk, yaitu Urea dan NPK. Kedua jenis pupuk bersubsidi ini diperuntukan bagi sembilan komoditas pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi.
Kesembilan komoditas tersebut adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.
Masih Ada Petani yang Belum Dapat Pupuk Subsidi
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan adanya permasalahan utama yang menjadi kendala pendistribusian pupuk subsidi yang masih belum merata kepada para petani.
Menurut pria yang akrab disapa Tiko, data penerima pupuk subsidi harus diperbaharui.
"Pasokan sebenarnya ada, memang sekarang ini isunya (permasalahan) di data," ucap Tiko di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Diketahui, saat ini stok pupuk bersubsidi yang dimiliki oleh PT Pupuk Indonesia tersedia hingga akhir 2023.
Pasokan pupuk subsidi kini tercatat sebanyak 1,4 juta ton per Oktober 2023.
Untuk itu, lanjut Tiko, Kementerian BUMN bersama dengan Kementerian Pertanian akan bersinergi untuk memperbarui data petani penerima pupuk subsidi.
"Jadi kita sedang kerjasama dengan Kementan untuk bisa memastikan data petani yang berhak mendapatkan pupuk kita update lagi dan kita pastikan penyalurannya lebih lancar," pungkasnya.