News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pakar Ingatkan Konsumsi BBM RON Rendah Bisa Merusak Kendaraan Berteknologi AI

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax di SPBU Coco Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan. Pabrikan mobil sudah merekomendasikan kendaraan LCGC untuk mengkonsumsi BBM setara Pertamax series.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar mesin bakar dan konversi energi Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengingatkan, pentingnya pemakaian bahan bakar minyak (BBM) dengan RON tinggi.

Selain ramah lingkungan, BBM dengan oktan tinggi seperti Pertamax series juga bisa merawat mesin dan menghindarkan dari kerusakan. Termasuk di antaranya kendaraan berteknologi artificial intelligence (AI), dan bahkan low cost green car (LCGC).

Kendaraan berteknologi AI misalnya, kata Tri, memang memiliki kemampuan menyesuaikan. Tidak hanya gaya berkendara, misal halus atau kasar.

Baca juga: Komunitas Otomotif Ajak Masyarakat Gunakan BBM RON Tinggi saat Mudik Natal dan Tahun Baru

Selain, itu juga ketika pengguna mengganti BBM dengan berbagai kadar oktan. Penyesuaian terjadi, karena kendaraan pintar tersebut, melakukan setting otomatis terhadap ignition timing.

Begitupun Tri mengingatkan, bahwa kendaraan berteknologi AI tersebut tetap memiliki batas toleransi.

“Semua ada range kerjanya. Misal, kendaraan dengan AI disetel agar bisa menggunakan BBM antara RON 92-95. Ketika diberi BBM RON di bawahnya, maka akan terjadi detonasi. Dan kalau dipaksa terus-menerus bisa membuat piston jebol, bolong. Karena terlalu sering detonasi,” kata Tri, Selasa (21/11/2023).

Begitu pula dengan LCGC, seperti Brio, Ayla, dan sejenisnya. Tri mengingatkan, bahwa pabrikan sudah merekomendasikan kendaraan LCGC untuk mengkonsumsi BBM setara Pertamax series. Melalui BBM beroktan tinggi, konsumsi BBM juga bisa lebih hemat.

“Jika menggunakan BBM RON rendah, maka konsumsi bahan bakarnya tidak sampai 20 Km/liter, sehingga emisinya tidak green,” kata dia.

Dalam kaitan ini Tri mengatakan, bahwa BBM dengan kadar oktan rendah memang bisa berpengaruh buruk terhadap performa kendaraan. Termasuk menyebabkan knocking atau detonasi yang antara lain ditandai suara mengelitik.

“Misal pakai Avanza kemudian diisi BBM RON rendah, jalan di Jakarta macet jam 14.00 siang. Karena mobil manual, pengendara malas oper dan terus pada gigi dua. Akan terdengar suara mengelitik,” imbuh Tri.

Padahal, lanjutnya, jika pengendara menggunakan BBM RON tinggi, maka akan sulit terjadi kondisi detonasi yang bisa berdampak buruk terhadap mesin, tersebut.

Tak kalah penting, tentu saja bahwa BBM RON tinggi akan lebih ramah lingkungan. Pertamax series misalnya, akan mengurangi pelepasan karbon monoksida dan karbon dioksida ke udara yang bisa menciptakan efek gas rumah kaca.

Pasalnya, BBM RON tinggi akan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna sehingga mengurangi emisi. Itu sebabnya, Tri sependapat bahwa kendaraan lama pun melakukan setting ulang, sesuai dengan BBM RON tinggi.

“Karena pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O atau air kan. Nah, jadi kalau ingin CO2 turun maka harus gunakan RON tinggi,” pungkas Tri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini