Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mengantisipasi kemungkinanBank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga pada 2024 mendatang.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan, awalnya pemerintah yakin suku bunga yang dikerek The Fed akan berlangsung cukup lama.
"Tingkat suku bunga di Amerika Serikat yang tadinya kita yakin akan cukup tinggi dan kita sering mengatakan higher for longer, itu sudah kurang lebih price in di pasar keuangan global," katanya dalam acara Bank BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Sekarang justru yang menjadi narasi dilihat pemerintah adalah The Fed akan menurunkan suku bunga.
Ia mengatakan harus diantisipasi bagaimana nanti di 2024 tingkat suku bunga kebijakan di Amerika Serikat, kemungkinan akan mengalami penyesuaian ke bawah.
Febrio bilang, pemerintah telah mengamati bagaimana perekonomian di Amerika Serikat tumbuh cukup kuat dalam dua tahun terakhir.
Hal itu didorong oleh pent-up demand dan stimulus yang kuat dari pemerintah Amerika Serikat.
"Seringkali kita dengar inflation reduction act, itu memberikan stimulus yang sangat kuat bagi perekonomian khususnya sektor-sektor yang berkaitan dengan renewables," ujar Febrio.
Baca juga: The Fed Ambil Sikap Dovish, Tahan Suku Bunga Amerika di Level 5,25-5,5 Persen
Meski kondisi inflasi inti di AS saat ini masih tinggi mencapai empat persen, ia memandang sudah menimbulkan tanda-tanda penurunan suku bunga dari The Fed.
Sehingga, ini menjadi sinyal yang diwaspadai, apakah kemudian The Fed mulai menyesuaikan dari stand kebijakan moneternya atau tidak.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Usai The Fed Pertahankan Suku Bunga
Terakhir, The Fed memutuskan untuk mengambil sikap dovish atau pelonggaran dengan mempertahankan suku bunga bulan November di level 5,25-5,5 persen.