Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menilai tren perlambatan ekonomi China akan berdampak ke Indonesia.
"China adalah partner utama perdagangan Indonesia. Kalau ekonomi China melemah, permintaan barang dari Indonesia berpeluang untuk turun," ujar Piter saat dikonfirmasi Tribunnews, Rabu (22/11/2023).
Ekspor Indonesia ke China diprediksi akan turun. Namun, diversifikasi juga disebut Piter tidak bisa menjadi solusi dalam jangka pendek. Diversifikasi dilakukan, bukan semata mengantisipasi pelemahan china.
Baca juga: Wamendag Jerry Sambuaga: Kuwait Merupakan Pasar Ekspor Potensial Bagi Indonesia
"Pelemahan ekspor tentu bisa berdampak ke pertumbuhan ekonomi. Tetapi tergantung bagaimana faktor lainnya. Terutama konsumsi rumah tangga dan investasi," terang Piter.
Jika pertumbuhan konsumsi dan investasi bisa lebih tinggi dibandingkan perlambatan ekspor, menurut Piter, pertumbuhan ekonomi bisa tidak terganggu.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Periode 2013-2014 Chatib Basri mengingatkan bahwa perlambatan ekonomi di negara China bisa berdampak ke perekonomian Indonesia.
Menurut Chatib, sebanyak satu persen perlambatan ekonomi di China bisa membuat perlambatan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 persen.
Pasalnya, dia menilai Indonesia saat ini merupakan salah satu negara emerging market atau negara berkembang yang mulai terlibat dengan perdagangan global.
"Maka mau tidak mau kalau pertumbuhannya (China) melambat, permintaan impor di China melambat, artinya ekspor Indonesia ke China juga akan mengalami perlambatan," kata Chatib dalam kegiatan BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Chatib mencontohkan, apabila ekonomi China melambat sebesar 0,7 persen dari pertumbuhan sebesar 5,2 persen menjadi 4,5 persen, tetap bisa membuat ekonomi di Indonesia melambat walau di bawah 0,3 persen.