TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan ribu orang telah menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung atau dikenal dengan Whoosh, sejak mulai beroperasi pada 17 Oktober 2023.
Data PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), hingga 22 November 2023, secara total kereta cepat Whoosh telah melayani sebanyak 491.000 orang dengan okupansi rata-rata mencapai 80-90 persen di setiap rangkaian.
Rata-rata penumpang tertinggi mencapai 21.000 per hari pada saat weekend dan 18.000 per hari pada saat weekday.
Seiring berjalannya waktu, KCIC pun akan menaikkan harga tiket kereta cepat Whoosh pada bulan depan, namun harganya masih mendapatkan promo.
Baca juga: Menteri Basuki Jelaskan Peran PUPR di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Tarif promo kereta cepat Whoosh untuk perjalanan Desember 2023 mulai dari Rp200.000 untuk kelas Premium Economy.
Sebelumnya, harga tiket Whoosh untuk kelas tersebut dijual Rp150.000 per perjalanan. Harga tersebut berlaku untuk perjalanan Senin - Kamis.
Sedangkan untuk tiket perjalanan Jumat - Minggu untuk kelas yang sama dijual seharga Rp250.000.
Adapun, seluruh tarif promo tersebut sudah termasuk tiket perjalanan KA Feeder dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung dan sebaliknya.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengungkap alasan di balik penetapan tarif promo dan penambahan perjalanan pada Desember 2023.
Menurutnya, ini dilakukan untuk memberikan kesempatan yang lebih banyak pada masyarakat yang ingin menggunakan Kereta Cepat Whoosh.
Pada Desember akan terdapat 40 perjalanan per hari pada Senin hingga Kamis dan 48 perjalanan per hari pada akhir pekan, yakni Jumat hingga Minggu.
Dwiyana mengatakan, tarif Kereta Cepat Whoosh ditetapkan menggunakan strategy dynamic pricing dan mengikuti demand penumpang saat high season atau low season.
"Pendekatan responsif ini memungkinkan kami mengoptimalkan layanan, mengelola kapasitas secara efektif, dan mempertahankan standar layanan yang tinggi bagi penumpang kami," kata Dwiyana yang ditulis Senin (27/11/2023).
Bank China Kuasai Transaksi Keuangan Whoosh
Bank BJB berkeinginan untuk bekerja sama dengan kereta cepat Whoosh.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, Bank BJB ingin menjadi bank transaksi untuk kereta cepat Whoosh.
Menurutnya, Bank BJB mampu menjalin kerja sama dengan kereta cepat lantaran memiliki pengalaman kerja sama dengan BUMN.
"Kami memang ingin jadi bank transaksi. Ke depan kami bekerja sama terutama BUMN korporat seperti Bulog, RNI, Telkomsel dan sebagainya itu, jadi partner bisnis kita," kata Yuddy dikutip dari Kompas.com.
Yuddy mengakui, menjadi bank transaksi kereta cepat tidak mudah, karena keuangan kereta cepat dikelola oleh bank China.
"Whoosh ini agak kompleks, Whoosh ini uangnya dikuasai oleh bank China ya, ICBC kalau enggak salah, jadi uangnya sepenuh kontrol ICBC tapi transaksional banking bisa kita (Bank bjb) lakukan," ujarnya.
Baca juga: Kereta Cepat Whoosh Tembus 21 Ribu Penumpang dalam Sehari
Meski tidak mudah, Yuddy menyebut, pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak kereta cepat Whoosh.
Menurut dia, kereta cepat juga berminat bekerja sama dengan Bank BJB.
"Kami sudah ketemu, bahkan sebenarnya mereka (Whoosh) membuka wacana, tapi prosedurnya memang mohon maaf agak panjang, ujungnya bisa disetujui atau bisa enggak dengan mereka," ucap dia.
KCIC Bantah
Manajemen KCIC membantah tuduhan transaksi keuangan kereta cepat Whoosh dikuasai Bank China.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, transaksi keuangan Kereta Cepat Whoosh dilakukan di Indonesia menggunakan bank dalam negeri.
"KCIC menegaskan bahwa transaksi keuangan terkait berbagai aktifitas di manajemen Kereta Cepat dilakukan di Indonesia serta telah berkolaborasi dengan Bank dalam Negeri," kata Eva.
Ia menyebut, China Development Bank (CDB) merupakan kreditor yang mendanai proyek Kereta Cepat Whoosh.
Pasalnya, Whoosh ini merupakan Kereta Cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara hasil kolaborasi antara dua negara yaitu Indonesia dan Tiongkok.
Sedangkan pada prosesnya, KCIC dan CDB bekerja sama dengan beberapa bank yang beroperasi penuh di Indonesia di bawah pengawasan Bank Indonesia dan OJK dan memiliki jaringan internasional, salah satunya BNI.
Eva bilang, Bank BNI adalah Bank Nasional yang menjadi mitra KCIC untuk transaksi perseroan termasuk payroll pegawai, pembiayaan dan pembayaran tagihan kepada pihak ketiga.
"Transaksional bisnis KCIC sebagian besar tetap dilakukan di dalam negeri, sehingga perputaran dana diharapkan tetap memberikan benefit yang optimal bagi perekonomian nasional," ujar Eva.
Selain itu, KCIC juga terus berkolaborasi dengan perbankan nasional (HIMBARA dan Swasta) dalam hal pemesanan dan pembayaran transaksi ticketing kereta cepat WHOOSH. Terutama dengan Bank Mandiri, BNI, BRI dan BCA.
Adapun kolaborasi yang sudah berjalan diantaranya melalui penyediaan layanan pemesanan tiket di aplikasi Livin by Mandiri, BRImo.
"Pembayaran pemesanan tiket WHOOSH dapat dilakukan melalui seluruh bank di Indonesia, dan penggunaan EDC serta QRIS untuk pembayaran tiket di merchant, mesin pembelian tiket, maupun loket stasiun," terangnya.
Baca juga: Sindikat Penipu Kerjai Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KCIC Sarankan Beli dari Kanal Resmi
Sementara itu, Eva memaparkan KCIC juga bekerjasama dengan Penyedia Layanan Payment Gateway Nasional diantaranya Doku, Finnet dan Xendit, untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan.
KCIC juga telah menyediakan ATM BNI di Kantor KCIC Halim dan yang terbaru ATM BRI di Stasiun Kereta Cepat Halim, Stasiun Kereta Cepat Tegalluar dan Kantor KCIC Halim.
Eva bilang, layanan ini bertujuan untuk mempermudah penumpang maupun masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan saat akan berangkat maupun tiba di Stasiun Kereta Cepat dan Kantor KCIC.
"Kolaborasi dengan berbagai lembaga keuangan perbankan juga terus diperluas. Komunikasi dan penjajakan dengan lembaga perbankan dan pihak lainnya terus dilakukan agar pelayanan kepada publik dan penumpang dan menjadi lebih optimal," jelasnya.