Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI, Evita Nursanty menyoroti adanya BUMN yang memiliki utang cukup besar terhadap beberapa vendor-vendor.
Menurut Evita, vendor-vendor yang dimaksud merupakan mitra kerja BUMN dalam membangun sejumlah proyek.
Namun, Evita enggan menyebutkan secara detail perusahaan-perusahaan pelat merah yang dimaksud, serta jumlah detail utangnya.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Evita dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri BUMN Erick di Gedung Parlemen, Senin (4/12/2023).
Baca juga: Erick Thohir Jadi Ketua Lakpesdam, PBNU: Kalau Ada Persepsi Politis, Itu di Luar Kontrol Kami
Evita menegaskan, Erick Thohir harus bergerak cepat dalam penyelesaian masalah ini. Mengingat, jabatan Erick sebagai Menteri BUMN akan segera berakhir.
Penyelesaian utang ini, lanjut Evita, nantinya akan memberikan 'legacy' kepada Erick Thohir.
Masyarakat akan menilai Erick bakal menjadi Menteri BUMN yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan.
"Saya minta Pak, utang-utang kepada vendor ini yang saya rasa cukup menjadi pokok performance Pak Erick nanti," papar Evita.
"Setelah selesai menjadi Menteri BUMN, bahwa Bapak berhasil untuk walau tidak 100 persen berhasil membayar utang-utang BUMN kepada vendor-vendor yang kita sangat miris melihat nasibnya," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Erick pun langsung memberikan tanggapannya.
Baca juga: BUMN Sektor Infrastruktur Ini Kembali Menangi Kompetisi ARA 2022
Erick merencanakan untuk melakukan rapat Panja antara Kementerian BUMN dan Komisi VI, khusus membahas tentang utang kepada vendor.
"Mengenai vendor, kita sepakat antara Komisi VI dengan BUMN lakukan panja. mungkin setelah proses pemilu saja kita bisa dorong," papar Erick.
"Karena kita ingin bisa memetakan bersama seberapa dalam mengenai vendor ini daripada selalu lempar-lemparan," pungkasnya.