Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) membeberkan faktor-faktor yang harus jadi perhatian jika ingin membangun produktivitas pertanian yang kuat.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Kementan Batara Siagian mengatakan, pertama adalah benih berkualitas.
Kemudian, yang kedua adalah ketersediaan air, lalu ketiga adalah pupuk.
Baca juga: Sambut Revisi Permentan 10 Tahun 2022, Himpo: Mudahkan Petani Dapat Pupuk Subsidi
Adapun hal ini disampaikan Batara dalam diskusi bertajuk "Peran Agro-input Dalam Rantai Produksi Pangan Nasional" yang diadakan Nagara Institute, Rabu (6/12/2023).
Batara kemudian menjelaskan, masalah pupuk memang menjadi faktor penting, tetapi bukan yang satu-satunya. Masih ada faktor benih serta lahan yang ada.
Terkait dengan faktor air, Batara mengatakan, kebutuhan air harus sesuai dengan lahan.
Dia bilang, ada beberapa tipologi lahan yang harus dipahami, sehingga penanganannya pun pasti berbeda-beda.
"Tipologi lahan kita ada yang irigasi, rawa, tada hukan, dan ada lahan kering. Treatment-nya akan beda-beda," kata Batara.
Baca juga: Tokoh Melanesia Soroti Proyek Industri Pupuk di Fakfak yang Baru Groundbreaking Pekan Lalu
Sedangkan soal pupuk, Batara menyebut ketergantungan terhadap pupuk juga berkaitan dengan kebijakan masa lalu.
Termasuk kaitannya dengan kebutuhan impor yang membuat ketersediaan pupuk ikut terkena imbas.
"Ibaratnya kalau kita bicara masa lalu, ketika penyediaan pupuk anorganik itu masif, maka kita jadi ketergantungan," ujar Batara.
"Sehingga, ketika ada perang Rusia-Ukraina, karena bahan baku (pupuk) impor, maka jadi masalah. Kalau begini terus maka kita harus mengembangkan pupuk lokal," imbuhnya.