Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) gencar melakukan dekarbonisasi antara lain melalui Sub Holding Power & New Renewable Energy (PNRE) demi pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Pengamat energi bersih Abadi Poernomo mengatakan dekarbonisasi oleh Pertamina sejatinya sudah ada sejak dulu.
“Sebagai motor pembangunan, Pertamina memang seharusnya menjadi pelopor menciptakan lingkungan bersih. Makanya upaya dekarbonisasi Pertamina harus diapresiasi. Ini kan untuk mencapai Net Zero Emission,” kata Abadi, Kamis (7/12/2023).
Menurutnya, upaya dekarbonisasi Pertamina harus disikapi positif.
Baca juga: Implementasikan Teknologi CCUS, Pertamina Lakukan Injeksi Perdana CO2 di Lapangan Sukowati
Terlebih, investasi yang ditanamkan membutuhkan biaya cukup besar.
“Tetapi biaya investasi tersebut, pada akhirnya akan menjadi worth it dalam konteks menciptakan lingkungan bersih yang lebih luas di Indonesia,” ujar Abadi.
Belum lagi dilihat dari sisi perdagangan karbon.
Abadi berpandangan perdagangan karbon sekarang semakin membaik dan Pertamina merupakan pemain utama di bursa karbon Indonesia.
Dengan demikian, dekarbonisasi yang sejak lama dilakukan Pertamina saat ini bisa menghasilkan pendapatan untuk perusahaan.
“Semua peluang yang bisa mendapatkan income tambahan pasti diambil. Itu kan prinsip perdagangan karbon dan dekarbonisasi adalah upaya kita menghasilkan lebih sedikit kabon dari yang lain, less carbon than the other company,” katanya.
Itu sebabnya, semakin banyak Pertamina melakukan dekarbonisasi, semakin besar peluang tambahan penghasilannya dari perdagangan karbon.
Abadi juga berharap, Pertamina melalui PNRE tidak hanya berhenti pada upaya dekarbonisasi, tetapi juga praktik lain yang menciptakan lingkungan bersih.
“Mereka harus terus berjuang menciptakan lingkungan bersih. Kalau memang sudah advance atau lebih maju dari perusahaan yang lain bisa dijadikan role model,” kata Abadi.
Seperti diketahui, Pertamina melalui Sub Holding PNRE terus berkomitmen upaya transisi energi dan dekarbonisasi.
Hal itu dilakukan, antara lain melalui eksplorasi dan produksi sumber energi baru dan terbarukan (EBT) secara terintegrasi.
Salah satunya, ketika PNRE berkolaborasi dengan Pertamina Hulu Rokan (PHR), menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 25 MW.
Selain itu, PNRE juga terus menggenjot proyek PLTGU Jawa-1 yang berkapasitas 1.760 MW, yang diperkirakan beroperasi pada akhir tahun ini.