TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menilai, pengembangan infrastruktur gas Pertamina melalui Sub Holding Gas, berperan penting dalam memperkuat ketahanan energi dan kemandirian energi.
Termasuk di antaranya, ketika didukung pembangunan pusat terpadu, integrated monitoring center (Imoc) yang memantau jaringan gas secara digital.
“Betul, ini memperkuat ketahanan energi dan bahkan kemandirian energi,” kata Satya kepada media hari ini, Jumat (8/12/2023).
Baca juga: PGN Subholding Gas Pertamina Perluas Sosialisasi Pemanfaatan Gas Bumi
Masifnya pembangunan infrastruktur gas, jelas Satya, memang sebagai upaya Pertamina dalam memperkuat ketahanan energi. Karena terkait ketahanan energi, setidaknya bisa dilihat dari beberapa faktor.
“Pertama adalah jaminan pasok; Kedua keterjangkauan infrastruktur; Ketiga, kemampuan daya beli; Dan keempat, pengoperasian yang berkelanjutan atau sustainable,” urainya.
“Dengan demikian, pembangunan infrastruktur gas, berarti Pertamina turut memperkuat ketahanan energi,” imbuhnya.
Satya juga menilai positif pembangunan integrated monitoring center (Imoc) oleh Pertamina. Menurutnya, pembangunan tersebut juga mendukung upaya Pertamina untuk menciptakan ketahanan energi.
Sebab, pusat pengawasan itu akan semakin memastikan tidak ada kebocoran pipa gas hingga sampai kepada pelanggan sesuai yang dipesan.
Tidak hanya ketahanan energi. Pertamina melalui Sub Holding Gas juga dinilai sudah menciptakan kemandirian energi dalam bidang gas. Mengapa? Karena pasokan gas tersebut, jelas Satya, berasal dari dalam negeri.
“Karena gas dipenuhi produksi dalam negeri, maka ketersediaan infrastruktur akan menjamin tidak hanya ketahanan energi tetapi juga kemandirian energi,” kata dia.
Pertamina melalui PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas, memang massif melakukan pembangunan infrastruktur.
Dalam kurun waktu 2024-2034, perusahaan memiliki Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk memiliki jaringan gas mencapai 22 ribu Kilometer (KM).
Di sisi lain, perusahaan juga memiliki rencana jaringan gas di luar jaringan gas rumah tangga, yang saat ini sudah tersedia sepanjang 11 ribu Km, yang akan terus ditingkatkan dua kali lipat hingga 2034 mendatang.