TRIBUNNEWS.COM - Direktur Utama (Dirut) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ghufron Mukti menghadiri kegiatan acara peluncuran Modul Proyek Muatan Jaminan Sosial pada Kurikulum Pendidikan Nasional Tahun 2023 di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Senin (11/12/2023).
Ghufron mengatakan, hadirnya kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan komitmen semua pihak terhadap penerapan modul dalam pembelajaran sehari-hari.
“Tujuan utama modul ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya jaminan sosial di dunia pendidikan. Penyusunan Modul Muatan Jaminan Sosial ini merupakan langkah awal dalam menciptakan masyarakat yang lebih aware dan berkelanjutan sejak dini,” ujar Ghufron.
Melalui modul ini, Ghufron berharap akan terbentuk generasi penerus yang lebih sadar akan pentingnya program jaminan sosial. Menurutnya, melalui generasi yang paham akan jaminan sosial, maka mampu mengajak partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan ekosistem jaminan sosial yang berkualitas demi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan Apresiasi Upaya Pemprov Jabar Beri Perlindungan Kesehatan Bagi Masyarakat
“Saya berharap melalui modul pembelajaran ini akan tumbuh generasi emas di masa mendatang yang melek jaminan sosial. Dengan begitu semakin banyak yang paham pentingnya jaminan sosial,” jelas Ghufron.
Ghufron menambahkan bahwa Program JKN merupakan program strategis negara. Dalam pelaksanaannya perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, "Kami dari Komisi IX mendukung langkah DJSN dalam memberikan pembelajaran terkait program jaminan sosial dalam bidang pendidikan. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama di mana masyarakat wajib tahu pentingnya jaminan sosial melalui pendidikan.”
Emanuel juga mengatakan bahwa Komisi IX mengapresiasi inisiatif dari DJSN bersama pihak-pihak terkait yang telah mengambil inisiatif ini. Selain itu harapannya tidak hanya di tingkat SMA saja, tetapi juga segera diimplementasikan dari tingkat dasar hingga ke perguruan tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Agus Suprapto menyoroti rendahnya literasi terkait asuransi sosial di Indonesia. Menurutnya, pemahaman yang kurang dalam hal ini bisa berujung pada risiko kemiskinan di masa depan.
Baca juga: Peringati Hakordia, BPJS Kesehatan Beri Penghargaan kepada Pemangku Kepentingan Program JKN
“Dengan adanya modul ini, diharapkan pemahaman mengenai jaminan sosial akan lebih merata di kalangan masyarakat, baik itu terkait kesehatan maupun ketenagakerjaan. Modul ini tidak hanya menjadi sarana belajar bagi peserta didik, namun juga diharapkan menjadi alat yang efektif dalam membentuk generasi yang peduli terhadap jaminan sosial,” jelas Agus.
Ketua Komisi Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi DJSN Muttaqien menegaskan bahwa modul ini pertama kali diarahkan pada sekolah menengah atas dan akan dikembangkan hingga tingkat perguruan tinggi. Penerapannya secara nasional direncanakan pada tahun 2026.
“Modul ini dirancang untuk mencakup 132 jam pelajaran pada Fase E (Kelas X, pada tingkat SMA/MA/SMK/MK Paket C) dengan tema utama “Gaya Hidup Berkelanjutan" dan topik "Jaminan Sosial untuk Masa Depan yang Lebih Cerah". Penggunaannya akan terintegrasi dalam ko-kurikuler Kurikulum Merdeka Belajar dengan fokus pada Dimensi Profil Pelajar Pancasila, termasuk Bergotong Royong, Bernalar Kritis, dan Kreatif,” jelas Muttaqien.
Sebagai informasi, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, yang diwakili oleh Kepala BSKAP, Anindito Aditomo, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar, serta berbagai lembaga yang telah berkontribusi untuk mengembangkan modul pembelajaran ini.
Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjadikan modul ini sebagai langkah nyata dalam mendorong pemahaman yang lebih luas dan kesadaran akan pentingnya jaminan sosial di kalangan generasi masa depan Indonesia. (*)
Baca juga: Semakin Dikenal Dunia, BPJS Kesehatan Ceritakan Program JKN ke Akademisi dan Pengajar Luar Negeri