TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memaparkan sederet Agenda Keberlanjutan 2030, mulai dari inisiatif penyediaan rumah terjangkau hingga pengelolaan lingkungan.
Sebagai perusahaan dengan platform real estat dan layanan kesehatan terkemuka di Indonesia, LPKR berkomitmen untuk mengejar pertumbuhan berkelanjutan dan memberikan dampak positif berskala besar bagi masyarakat Indonesia, termasuk generasi mendatang.
Baca juga: Sukses dengan URBN X Homes Tahap Pertama, LPKR Kini Siapkan Tahap Berikutnya
Group CEO LPKR John Riady mengatakan dalam Agenda Keberlanjutan 2030, LPKR menerjemahkan ambisi Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui hasil nyata yang menguntungkan para pemangku kepentingan dan meningkatkan akuntabilitas.
LPKR juga berkomitmen meningkatkan kualitas kehidupan, peduli pada lingkungan, berinvestasi pada sumber daya manusia, dan menerapkan praktif terbaik.
"Untuk meningkatkan kualitas kehidupan, LPKR menargetkan penyediaan perumahan yang terjangkau, akses layanan kesehatan, dan keterlibatan masyarakat," ujarnya dikutip pada Rabu (13/12/2023).
Pada tahun 2030, setidaknya 90 persen rumah terjual dengan harga di bawah Rp 2 miliar setiap tahunnya, dan realisasinya pada tahun 2022, sebanyak 97 persen rumah terjual dengan harga di bawah Rp 2 miliar.
Dalam pemberikan akses layanan kesehatan, LPKR melalui Siloam Hospitals menargetkan rumah sakit dan klinik di lebih dari 60 persen provinsi di Indonesia, dengan lebih dari 40 persen portofolio rumah sakit berlokasi di luar Jawa.
Baca juga: Bantu Wanita dengan Keterbatasan Akses, LPKR dan SILO Gelar Layanan Skrining Kanker Payudara
Realisasinya pada tahun 2022, rumah sakit dan klinik hadir di 23 provinsi di Indonesia (61 persen), dengan 19 rumah sakit berlokasi di luar Jawa (46 persen). LPKR juga menetapkan target 3.000 kegiatan masyarakat di bawah program “Lippo untuk Indonesia PASTI” (kumulatif) dan mendukung 30.000 UMKM.
Pada tahun 2022, realisasinya 432 kegiatan masyarakat di bawah program “Lippo untuk Indonesia PASTI” dan mendukung 2.989 UMKM.
Dalam rangka peduli pada lingkungan, LPKR menargetkan 35 persen pengurangan intensitas emisi bangunan pada tahun 2035, dengan 15% pengurangan pada tahun 2030.
Pada tahun 2022, realisasinya sudah 30% pengurangan pada intensitas emisi bangunan. LPKR juga menargetkan 20 persen konsumsi air dari sumber air berkelanjutan pada tahun 2030, yang sudah mencapai 15 persen pada tahun 2022.
LPKR menargetkan 30 persen peningkatan volume air yang diolah dari sumber air berkelanjutan, dan pada tahun 2022 sudah 19 persen peningkatan volume air yang diolah dari sumber air berkelanjutan.
John Riady menyampaikan bahwa perusahaan berkomitmen untuk mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif berskala besar bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk bagi generasi mendatang.
Agenda Keberlanjutan 2030 mengartikulasikan ambisi ESG LPKR melalui hasil nyata dan memberikan dampak berarti bagi para pemangku kepentingan.