Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Bulog mengungkapkan stok cadangan beras Pemerintah (CBP) yang dikuasainya saat ini berada di angka 1,4 juta ton.
Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya mengatakan, angka tersebut sangat aman untuk memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru.
Dengan stok beras yang dikuasai Bulog saat ini kemudian dengan tambahan baru penugasan impor dari Pemerintah, maka jumlahnya akan makin kuat.
Baca juga: Stok Beras Sumsel Dinyatakan Aman Hingga Maret 2024
Tak hanya cukup untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru, namun juga untuk penyaluran sampai dengan tahun depan guna mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat.
"Per 14 Desember 2023 stok yang dikuasai Bulog mencapai 1,4 juta ton," ucap Tomi di Kantor Pusat Perum Bulog Jakarta, Jumat (15/12/2023).
"Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, Bulog sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah di akhir tahun 2023 sebanyak 1,5 juta ton," sambungnya.
Adapun, lanjut Tomi, saat ini Bulog sudah melakukan kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar dan Kamboja.
Selanjutnya Bulog juga akan menjajaki dengan India maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan.
Kemudian Tomi juga menjelaskan, Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Bulog melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras di dalam negeri melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).
"Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras SPHP di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," pungkasnya.